Demam Babi Afrika Penyebab Ribuan Babi di Sumut dan Bali Mati

Hari Widowati
21 Februari 2020, 18:17
african swine fever, demam babi afrika, penyebab ribuan babi di sumut mati, penyebab babi di bali mati, wabah menyerang ternak babi, virus demam babi afrika, penularan virus demam babi afrika ke manusia,
ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Tim medis dari Dinas Pertanian Kota Denpasar menyemprotkan disinfektan ke kandang babi milik warga di Denpasar, Bali, Rabu (5/2/2020). Kegiatan tersebut untuk mencegah penyebaran wabah virus African Swine Fever (ASF).

Para peternak babi di Sumatera Utara dan Bali menghadapi masalah pelik. Wabah virus demam babi Afrika (African Swine Fever/ASF) menyebabkan ribuan ternak mereka mati.

Kecurigaan mengenai munculnya wabah ini diawali dari temuan puluhan bangkai babi yang dibuang ke sungai di Deli Serdang, Sumut pada September-Oktober 2019. Seperti dilansir Voaindonesia.com, wabah tersebut menyebabkan lebih dari 30 ribu ekor babi mati di 16 kabupaten/kota di Sumut pada periode September-Desember 2019. Dairi dan Deli Serdang mencatat kasus terbanyak, diikuti daerah lainnya, seperti Humbang Hasundutan, Karo, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Pematang Siantar, hingga Medan.

Advertisement

Kementerian Pertanian mendeklarasikan adanya wabah demam babi Afrika itu melalui Keputusan Menteri Pertanian Nomor 820/KPTS/PK.320/M/12/2019. "Ada dua penyebab (kematian ternak babi), hog cholera dan ASF. Dari sekian banyak kasus, yang dominan itu ASF," kata Kepala Balai Veteriner Medan Agustia kepada VOA, Jumat (20/12/2019). Penyebaran virus demam babi Afrika yang cepat terjadi karena lalu-lintas pengiriman ternak dari satu wilayah ke wilayah yang lain.

Kasus di Bali ditemukan sejak Desember lalu. Semula, penyebab kematian ternak babi tersebut masih misterius. Sebagaimana kasus di Sumut, banyak bangkai babi yang ditemukan di sungai-sungai di Bali. Hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap pencemaran air sungai.

Pada 5 Februari lalu, Kementan mengonfirmasi bahwa kasus kematian 1.191 ekor babi yang terjadi sejak Desember lalu disebabkan oleh virus ASF. Menurut Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Ida Bagus Wisnuardhana, konfirmasi ini didapatkan setelah Kementan selesai melakukan uji laboratorium.

Kasus ASF dalam jumlah besar terjadi di Kabupaten Tabanan dan Gianyar. Hingga Kamis (20/2), masih ditemukan bangkai babi yang dibuang ke sungai, antara lain di Sangeh dan Mengwitani, Kabupaten Badung.

(Baca: Korban Corona Terus Bertambah, Ini Beda Wabah, Epidemi, dan Pandemi)

Penyebab Wabah Demam Babi Afrika

ASF atau demam babi Afrika pertama kali ditemukan pada 1920-an di Afrika kemudian muncul pada tahun 1950-an di Eropa. Pemberantasan ASF butuh waktu beberapa dekade hingga akhirnya muncul kembali di Georgia pada 2007.

Penyakit ini disebabkan virus dan sangat menular pada babi ternak maupun babi hutan. Menurut The Guardian, gejala-gejala penyakit ASF ditunjukkan dengan suhu tinggi dan hilangnya nafsu makan. Gejala lainnya adalah muntah, diare, dan pendarahan yang menyebabkan kematian.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement