Cegah Virus Corona, Cuci Tangan Lebih Efektif daripada Pakai Masker

Hari Widowati
2 Maret 2020, 16:51
virus corona, cara mencegah virus corona, masker pencegah corona, mencuci tangan dengan sabun, menghindari dampak corona, virus korona
Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Pengunjung memakai masker saat mengunjungi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Jakarta Utara, Senin (3/3/2020).

Pemerintah mengumumkan ada dua warga negara Indonesia (WNI) yang terinfeksi virus corona (Covid-19) dan sudah dirawat di ruang isolasi di Rumah Sakit Sulianti Saroso, Jakarta. Kasus ini membuat Indonesia menjadi negara ke-52 di dunia yang melaporkan adanya kasus virus corona.

Menurut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, kedua pasien tersebut berdomisili di Depok, mereka adalah seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun. Keduanya terjangkit virus corona setelah berinteraksi dengan warga negara Jepang berusia 41 tahun. WNA Jepang itu kemudian terdeteksi positif virus corona ketika berada di Malaysia.

Dengan penyebaran virus corona yang semakin luas, masyarakat perlu waspada dan berhati-hati. Bagaimana cara menghindari virus corona? Apakah perlu selalu mengenakan masker ketika berada di tempat-tempat keramaian?

Beberapa waktu lalu, kekhawatiran yang berlebihan membuat masyarakat memburu masker di apotek, minimarket, hingga e-commerce. Hal ini membuat harga masker melonjak karena ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan hal tersebut untuk mendapatkan keuntungan. Misalnya, harga masker N95 yang biasa dijual Rp 20 ribu per unit bisa melambung hingga lima kali lipat.

Menurut Badan Kesehatan Internasional (WHO), orang yang sehat tidak perlu mengenakan masker, kecuali tengah merawat pasien atau orang yang diduga terinfeksi Covid-19. Gunakan masker jika Anda batuk atau bersin. Penggunaan masker hanya efektif jika dibarengi dengan sering-sering membersihkan tangan dengan cairan pembersih berbasis alkohol (hand sanitizer) atau air dan sabun.

(Baca: Virus Corona Meluas, Kemenkes Singapura Imbau Rajin Bersihkan Ponsel)

Profesor Bidang Pengobatan dan Epidemiologi dari University of Iowa's College of Medicine, Eli Perencevich, justru tidak menganjurkan penggunaan masker N95, masker respirator, maupun masker lainnya. "Tidak ada bukti yang menunjukkan penggunaan masker pada orang yang sehat akan melindungi dari virus atau penyakit," kata Perencevich seperti dikutip Forbes.com.

Jika masker digunakan secara tidak benar, risiko infeksi justru berpotensi meningkat. Sebab, orang yang menggunakan masker cenderung lebih sering menyentuh wajahnya. "Anda bisa menggunakan masker jika sakit dan harus pergi ke luar rumah atau Anda sedang sakit sehingga harus memakai masker untuk melindungi anggota keluarga yang lain agar tidak tertular," ujarnya.

Masker juga bisa memberikan rasa aman palsu, sehingga penggunanya lalai dan tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah melepaskan masker. Membeli masker dalam jumlah banyak juga tidak dianjurkan karena hal ini bisa membuat rumah sakit dan para pekerja medis yang benar-benar membutuhkan masker tersebut kesulitan mendapatkannya.

Ahli bedah Jerome Adams melalui cuitan di akun Twitternya juga meminta masyarakat berhenti berbondong-bondong membeli masker. "Jika para pekerja medis tidak bisa mendapatkan masker untuk merawat pasien yang sakit, mereka dan masyarakat kita akan menghadapi risiko (terinfeksi Covid-19)," ujarnya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...