Mengukur Peran Trading Halt saat Kejatuhan IHSG

Sorta Tobing
13 Maret 2020, 15:07
trading halt, apa itu trading halt, ihsg, bursa, virus corona, virus korona
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Ilustrasi. Bursa Efek Indonesia melakukan penghentian sementara perdagangan saham atau trading halt pada Jumat pagi (13/3) karena Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tajam.

Meluasnya dampak virus corona membuat pergerakan indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan sesi pertama hari ini, Jumat (13/3), merosot tajam. Bursa Efek Indonesia sampai melakukan trading halt selama 30 menit agar indeks tak semakin terjun bebas.

Penghentian sementara terjadi di 15 menit pertama perdagangan, ketika indeks turun 5,01% ke level 4.650,58. Hampir semua sektor melemah, termasuk saham blue chip yang turun lebih dari 5%.

Saham PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengalami penurunan terdalam. Grafik Databoks di bawah ini menunjukkan 10 saham yang anjlok pada perdagangan sesi pertama BEI.

Kebijakan penghentian saham mulai berlaku kemarin. Langkah darurat ini sebagai antisipasi kejatuhan tajam IHSG yang telah berlangsung beberapa pekan terakhir. Sejak awal tahun ini, indeks sudah turun hingga 26,1%.

(Baca: Rupiah Kian Anjlok, Berpotensi Tembus Rp 15 Ribu per Dolar AS?)

Kejatuhan lebih dari 20% tersebut berarti pasar modal Indonesia sudah masuk tren pelemahan atau bearish. “Tapi ini tidak masalah karena faktor global,” kata Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee ketika dihubungi.

Dampak virus corona Covid-19 telah mengganggu perekonomian dunia. Beberapa negara melakukan lockdown, seperti Italia, Denmark, dan Irlandia. Isolasi terpaksa ditempuh untuk mencegah penyebaran virus bertambah banyak.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kemarin juga mengumumkan larangan perjalanan dari Eropa, kecuali Inggris, ke negaranya. Pasar merespon negatif kebijakan ini karena dapat mengganggu aktivitas ekonomi dunia. “Market juga kecewa karena stimulus yang dijanjikan Trump belum terealisasi,” kata Hans.

(Baca: Bursa Anjlok, Bagaimana Dampak Virus Corona ke Pasar Obligasi?)

Trading Halt, Supaya Pasar Modal Tidak Panik

Merespon kejatuhan IHSG, Otoritas Jasa Keuangan juga melonggarkan aturan pembelian kembali atau buyback saham tanpa persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS) sejak awal pekan ini. Kementerian Badan Usaha Milik Negara menyatakan 12 perusahaan pelat merah siap melaksanakannya. Dana yang disiapkan mencapai Rp 8 triliun.

Dalam keterbukaan informasi kemarin, tiga BUMN karya akan melakukan buyback saham. Ketiganya adalah WIKA, PT PP (Persero) Tbk (PTPP), dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT). Eksekusi pembelian kembali ini akan dilakukan bertahap selama tiga bulan.

Per hari ini BEI juga memberlakukan ketentuan batas bawah auto rejection asimetris seiring penurunan IHSG. Pada ketentuan baru tersebut, batas bawah auto rejection ditetapkan menjadi 7% untuk seluruh fraksi harga, dari yang sebelumnya 10%. Pada perdagangan sesi pagi sebanyak 296 saham terkena auto rejection bawah.

Seluruh kebijakan yang dibuat oleh BEI dan OJK sebenarnya bukan obat kuat untuk mencegah penurunan harga saham. “Yang dilakukan adalah membuat pasar tidak panik dan menjual saham dengan tidak rasional,” ucapnya.

(Baca: Bursa Anjlok, Hari ini Aturan Baru Auto Reject Berlaku Buat Saham IPO)

Trading halt merupakan cara otoritas pasar modal untuk memberi waktu kepada pelaku pasar untuk berpikir, istirahat, dan mencari informasi lebih baik. Penghentian sementara juga mencegah perilaku mengekor para investor. “Supaya perdagangan tetap teratur, wajar, dan efisien,” kata Hans.

Yang dibutuhkan untuk menaikkan IHSG adalah kabar baik. Saat ini, ia meyakini ekonomi Indonesia masih cukup bagus karena ditopang konsumsi dalam negeri, belanja pemerintah, dan berbagai stimulus. Karena itu, pemerintah harus dapat memastikan semua orang tidak panik agar ekonomi tetap berjalan.

Hanya satu yang masih kurang. Hans menilai pemerintah belum dapat menangani kasus virus corona yang terjadi di dalam negeri. Per hari ini, jumlah kasusnya mencapai 34 kasus. Dari angka itu, dua pasien telah meninggal dunia.

Reporter: Ihya Ulum Aldin

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...