Stres di Tengah Pandemi Corona, Awas Kesehatan Mental Terganggu!
Jumlah kasus virus corona terus meningkat di Indonesia. Data terakhir per Selasa (17/3), kasus positif Covid-19 mencapai 172 orang, dengan 9 orang sembuh dan 7 orang meninggal.
Beberapa negara, seperti Italia, Filipina, dan Malaysia sudah menerapkan lockdown terhadap warganya. Tujuan isolasi ini adalah untuk menekan penyebaran virus yang menyerang saluran pernapasan itu.
Presiden Joko Widodo mengatakan kebijakan untuk tetap produktif di rumah perlu dilakukan untuk menekan penyebaran Covid-19. “Belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah dari rumah,” kata Jokowi pada Senin lalu.
Bagi sebagian orang, kondisi pembatasan sosial atau social distance dapat memicu tekanan psikologis. Apalagi saat ini masyarakat pun diliputi kecemasan karena ketidakpastian kapan pandemi corona berakhir.
(Baca: Pemprov DKI Jakarta Bakal Pasok 1 Juta Masker ke Pasar)
Segala informasi soal virus corona dan kepanikan membeli barang kebutuhan pokok (panic buying), serta tidak bebasnya melakukan rutinitas, dapat meningkatkan stress pada beberapa orang. Merangkum dari berbagai sumber, berikut tips untuk mempertahankan kesehatan jiwa selama wabah ini berlangsung:
1. Manjakan Diri
Dikutip dari laman Centers for Disease Control Prevention (CDC) Amerika Serikat, langkah terbaik untuk menjaga kesehatan jiwa adalah melakukan kegiatan yang membuat tubuh dan pikiran nyaman. Hal ini penting, terutama bagi Anda yang sedang melakukan isolasi mandiri.
Contoh kegiatannya seperti menonton film, membaca buku, mendengarkan musik, dan mengakses konten positif di media sosial. Sebaiknya Anda menghindari melihat konten yang berhubungan dengan pandemi corona supaya tidak menjadi semakin stres.
(Baca: Handoko Gunawan, Dokter yang Berjuang Tangani Corona di Usia 80 Tahun)
Beberapa orang mungkin terbiasa bersantai sambil minum alkohol dan merokok. Untuk kesehatan jangka panjang, jangan melakukan itu. Ganti dengan konsumsi makanan sehat dan seimbang serta minum air putih.
Tingkatkan durasi tidur dan lakukan olahraga saat sudah bangun. Gerakan olah tubuhnya di dalam rumah bisa sangat sederhana, seperti peregangan otot, atur pernapasa, atau bermeditasi.
2. Bijak Sikapi Informasi
Salah satu pemicu stres adalah kondisi yang penuh ketidakpastian. Di era perkembangan teknologi, kondisi ini lebih sering muncul dari penyebaran informasi yang terlalu banyak dan beragam.
Melansir dari psychologytoday.com, di tengah arus informasi tentang Covid-19 yang terus berkembang, penting untuk terus memperbaharui sumber berita terpercaya dan akurat. Dengan begitu, Anda tidak perlu repot-repot melakukan pengecekan fakta atau membaca banyak berita.
(Baca: Darurat Corona Diperpanjang, Pengusaha Jamin Stok Kebutuhan Cukup)
Jika menerima informasi dari media yang belum dikenal sebelumnya, Anda bisa memeriksa apakah perusahaannya sudah terdaftar di laman dewanpers.or.id/data/perusahaanpers. Media yang terikat dengan Dewan Pers lebih kecil kemungkinannya menyajikan berita bohong.
Selain itu, usahakan mengalihkan perhatian pada sebaran informasi yang datang tiba-tiba. Masyarakat Indonesia cenderung menerima pesan tentang Covid-19 yang diteruskan lewat aplikasi percakapan. Sebaiknya segera hapus dan lupakan pesan-pesan tersebut apabila Anda tidak punya waktu untuk menguji kebenarannya.
Anda masih bisa membagikan informasi yang sudah terbukti akurat atau kabar positif lainnya kepada orang terdekat. Cara ini tidak hanya berguna untuk membantu orang lain mengurangi stres tapi juga menjaga komunikasi.
(Baca: Warga AS Panik Belanja, Penjualan Tisu & Obat di Amazon Naik 10 Kali)
3. Perbanyak Komunikasi dengan Keluarga
Bagi sebagian orang yang tinggal sendirian, melakukan social distancing dapat membuat perasaan kesepian berlebihan. Untuk mencegah hal ini terjadi, CDC menganjurkan agar orang tersebut tetap menjaga komunikasi jarak jauh dengan orang lain.
Cobalah mengungkapkan perasaan dan kekhawatiran perihal pandemi yang tengah dihadapi bersama orang-orang tertentu yang paling dipercaya, seperti keluarga, kekasih, atau sahabat.
Bagi keluarga yang mengisolasi diri dalam satu tempat tinggal, upayakan komunikasi tetap terjaga. Ayah dan ibu dianjurkan meluangkan waktu untuk berbicara dengan anaknya tentang pandemi corona dan meyakinkan bahwa mereka aman.
Bagikan tips mencegah stres dan jawab pertanyaan anak dengan fakta yang menenangkan. Selain itu, batasi paparan tayangan soal pandemi di televisi. Anak akan semakin takut kalau salah mengartikan apa yang mereka lihat atau dengar.
(Baca: AS Gelontorkan Stimulus, Rupiah Melemah Tembus Rp 15.200 per Dolar)
Orang tua harus menjadi panutan. Jadilah sosok yang tenang dan percaya diri. Anak-anak kemungkinan besar menyikapi pandemi berdasarkan apa yang mereka cermati dari orang tuanya.
4. Jaga Kesahatan
Mentalhealth.org menulis, melindungi kesehatan mental juga dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan tubuh. Keduanya saling mempengaruhi satu sama lain.
Walau berada di rumah, tetap ingat untuk selalu mencuci tangan. Gunakan sabun dan air mengalir, sambil menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun untuk memastikan cuci tangan dilakukan selama 20 detik.
Terapkan kebiasaan menjaga kebersihan tubuh dengan mandi dua kali dalam satu hari. Jika memungkinkan, semprotkan cairan disinfektan pada benda-benda di rumah yang permukannya paling sering disentuh.
(Baca: Berapa Lama Corona Bertahan di Tembaga, Besi, Plastik, dan Aerosol?)
Penulis: Nobertus Mario Baskoro (Magang)