BI Pantau Kredit Seret dan Modal Bank Belum Terimbas Pandemi Corona
Bank Indonesia menjamin kondisi perbankan aman di tengah bersanya dampak pandemi virus corona. Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut hal ini terlihat dari kondisi permodalan atau CAR dan rasio kredit bermasalah atau NPL yang tetap baik.
"Saya harus sampaikan bahwa kondisi perbankan Indonesia saat ini jauh lebih kuat dibandingkan tahun 2008 apalagi dengan 1997-1998," ujar Perry dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (31/3).
Perry memerinci, CAR industri perbankan saat ini mencapai 23%. Sementara NPL perbankan sebelum Covid-19 melanda sebesar 2,5% secara gross dan 1,3% secara nett.
(Baca: BI Borong Surat Utang Negara Rp 172 Triliun untuk Perkuat Rupiah)
Dengan kondisi tersebut, industri perbankan secara umum tetap kuat. Meski demikian, ia tak menampik pandemi corona akan menekan perekonomian dan berdampak pada industri keuangan.
"Covid-19 ini bagaimana pandemi ini masalah manusia, bagaimana manusia tidak bisa bekerja dan UMKM tidak bisa produksi atau berkurang itulah yang berdampak pada ekonomi," kata dia.
Sebelumnya, bank-bank Himbara tengah menuntaskan stress test untuk mengukur besaran dampak wabah Covid-19 terhadap berbagai industri. Langkah ini dilakukan untuk mencari peluang-peluang yang justru dateng di tengah wabah Covid-19.
Tidak menutup kemungkinan, bank-bank BUMN dapat berekspansi pada sektor-sektor ekonomi yang tidak terkena dampak wabah.
(Baca: Antisipasi Lockdown Imbas Corona, Perbankan Perkuat Layanan Digital)
Adapun saat ini terdapat sembilan bank yang telah mengumumkan pemberian keringanan bagi debitur terdampak corona, maupun yang tengah mempertimbangkan pemberian keringanan.
Sembilan bank tersebut antara lain, PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank Pan Indonesia Tbk. Kemudian, PT Bank Permata Tbk, PT Bank BTPN Tbk , PT Bank DBS Indonesia, PT Bank Index Selindo dan PT Bank Ganesha Tbk.