Tung Desem, Motivator Bisnis Positif Covid-19 dan Kiat Pengobatannya
Motivator bisnis Tung Desem Waringin mengabarkan dirinya positif terinfeksi virus corona. Waringin mengumumkan kabar tersebut dalam akun media sosial Instagram miliknya, @tungdesemwaringin.tdw pada Senin (6/4).
Kendati terjangkit Covid-19, Waringin mengaku tidak memiliki gejala serius. “Sudah hari ke 6 suhu normal, nafas lancar Jaya, tidur nyenyak, makan nikmat,” kata Waringin.
Waringin pertama kali merasakan demam pada Rabu, 18 Maret. Ia lantas ia memeriksakan diri ke rumah sakit lima hari kemudian. “23 Maret dites darah dan foto paru, 95% ke atas gejalanya Covid-19,” katanya.
Pada Senin, 30 Maret Waringin menjalani tes darah untuk yang kedua kalinya. Hasilnya, hampir dipastikan dirinya terjangkit Covid-19. Ia juga harus dirawat di rumah sakit karena kondisinya terus menurun.
Ia kemudian juga menjalani tes swab pada Rabu, 1 April dan baru keluar empat hari setelahnya. “Hasilnya baru keluar kemarin (Minggu, 5 April). Hasilnya confirmed positif Covid-19," ujarnya.
Untuk mengobati sakitnya, Waringin mengikuti anjuran dokter dengan mengonsumsi obat-obatan seperti acidomicyn, chloroquine, dan haloquine. Selain itu, ia juga meminum virgin coconut oil (VCO) yang dipercayanya dapat melancarkan pencernaan.
(Baca: Hoaks Corona Bertambah Jadi 466, Ada 77 Kasus Ditangani Kepolisian)
Selain mengonsumsi obat-obatan, ia juga menjalani perawatan dengan riang gembira. Menurutnya, hati yang bahagia adalah obat paling mujarab. "Yang jelas saya memutuskan jadi pasien yang ceria, positif dan semangat. Untuk membantu menaikkan kekebalan tubuh.”
Tung Desem Waringin lahir di Solo pada 22 Desember 1967. Namanya populer sebagai salah satu motivator bisnis terbaik di Indonesia dan Asia. Ia juga dikenal merupakan ahli marketing, pelatih serta pembicara publik.
Dilansir portal biografi tokoh dunia dari San Fransisco, PeoplePill.com, Waringin lahir dari keluarga pebisnis yang sederhana. Keluarganya sempat mengalami kesulitan ekonomi karena bisnisnya bangkrut. Saat itulah Waringin pertama kali tertarik untuk mendalami ilmu pemasaran, yang ia percaya dapat mengembalikan bisnis keluarganya.
Waringin meraih sarjana hukum dari Universitas Sebelas Maret (UNS) pada 1992. Menjelang akhir pendidikannya, ia sempat mencoba menjadi penjual emas. Ia mengambil emas dari toko milik saudaranya di Jakarta dan kemudian menjualnya di Jepara, Semarang, Ambarawa, Salatiga hingga ke Pekalongan.
Waringin memulai kariernya dengan bekerja Bank Central Asia (BCA). Ia sempat menjalani pelatihan di Program Pengembangan Manajemen BCA di Jakarta dan lulus sebagai peserta terbaik. Setelah itu, Waringin dipercaya untuk menjadi manajer BCA cabang Surabaya.
Saat Waringin kemudian dipindahkan ke Jakarta, ia berhasil memulihkan peforma 22 cabang BCA dengan kinerja keuangan terburuk se-Indonesia. Jika umumnya masalah tersebut harus diselesaikan dalam waktu dua tahun, Waringin hanya membutuhkan waktu empat bulan.
(Baca: Pandemi Corona, Banyak Orang Pilih Podcast Daripada Streaming Musik)
Ketika krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1998, BCA hampir runtuh karena sebagian besar cabangnya kehabisan dana akibat penarikan besar-besaran oleh nasabah. Namun, cabang BCA di Malang, Jawa Timur yang dipimpin oleh Waringin justru mengalami kondisi sebaliknya: kelebihan dana.
Menurut laman dari salah satunya unit bisnisnya, TDW Resources, Waringin juga berhasil meningkatkan pertumbuhan pemegang kartu ATM BCA di Malang menjadi peringkat pertama di Indonesia, dari yang sebelumnya peringkat tujuh. Ia juga berjasa mendorong pertumbuhan kartu kredit BCA terbesar di Indonesia pada April dan Mei tahun 2000.
Suatu saat, kondisi keuangan Waringin menurun kala ayahnya, Tatang Sutikno sakit parah. Tabungannya terkuras lantaran harus membawa ayahnya berobat ke rumah sakit Mount Elizabeth, Singapura.
Sekitar tahun 1999, Waringin melihat iklan seminar yang melibatkan pembicara termahal di dunia kala itu, Anthony Robbins. Waringin sangat tertarik, namun ia harus merogoh kocek US$ 10 ribu untuk berpartisipasi dalam seminar delapan hari di Singapura tersebut.
Dilansir dari Biografiku.com, Waringin sampai meminjam uang US$ 5.000 kepada sahabatnya yang juga pemilik perusahaan Columbia Furniture, Leo Chandra. Tak hanya itu, ia juga menjual aset berharganya berupa tanah dan properti di Malang.
Seminar tersebut memberikannya modal yang cukup memulai pekerjaan barunya sebagai pembicara dan motivator profesional. Ia semakin tertarik dan banyak menghadiri seminar luar negeri yang melibatkan tokoh-tokoh lainnya, seperti Robert Kiyosaki, Bob Proctor dan Robert G. Allen.
Perjumpaannya dengan banyak motivator mendorong Waringin pindah dari BCA ke Lippo Group pada tahun 2000. Hanya bertahan setahun sebagai Wakil Presiden Senior bidang pemasaran dari Lippo Shop, Waringin kemudian memutuskan untuk keluar dan membangun kariernya sebagai motivator dengan serius.
(Baca: Imbas Corona, BRI Restrukturisasi Kredit 134 Ribu Debitur UMKM)
Waringin kini ditorehkan sebagai salah satu motivator terbaik di tanah air. Dalam satu bulan, ia bisa mengajar sampai 30 seminar tentang keuangan dan karier. Dari tiap seminar itu, ia bisa mengantongi penghasilan rata-rata US$ 8.000 atau sekitar Rp 130 juta.
Selain itu, ia juga menulis beberapa buku motivasi. Buku pertamanya diterbutkan pada tahun 2005 berjudul ‘Revolusi Keuangan’. Buku tersebut menjadi buku terlaris hingga dianugerahi oleh Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai buku pertama dengan 10.511 penjualan pada hari pertama rilis.
Waringin juga membangun sejumlah bisnis. Ia merupakan pemilik dari Hotel bintang lima Vasa Surabaya dan Jogja Citymall. Menurut laman pribadinya, TungDesemWaringin.com, hingga saat ini dirinya sudah mengelola delapan unit bisnis lainnya yang merentang dari bidang event organizer, konsultan bisnis, pemasaran, pengembangan properti, hingga kuliner.
Dilansir dari laman TDW Resources, Waringin dianugrahi sejumlah penghargaan, seperti Pelatih Peringkat No. 1 tahun 2002 dari Majalah Pilar Bisnis, Top 10 Eksekutif di Indonesia tahun 2004 dari Jawa Pos Group & Lions Club, Pelatih Sukses No. 1 di Indonesia tahun 2005 dari Majalah Marketing, dan The Most Powerful People and Ideas in Business tahun 2005 dari majalah SWA.
Waringin juga gemar memberikan petuah bisnis. Banyak dari nasihat bisnisnya ia publikasikan dalam bentuk tulisan di situs Medium.com sepanjang tahun 2017 lalu. Berikut adalah beberapa contohnya:
1. Penjualan dan Marketing
“Sales biasa mengizinkan calon pembeli memilih untuk membeli atau tidak.”
“Sales sejati adalah orang yang tidak akan pernah mendapatkan penolakan dari calon pembeli dan juga tidak memaksa calon pembeli tersebut untuk membeli.”
“Sales sejati biasanya memiliki kriteria berikut. Pertama, memiliki keyakinan bahwa apa yang ditawarkan bermanfaat bagi kehidupan pribadi bagi calon pembeli. Kedua, memiliki kepercayaan bahwa tidak ada lagi produk lain yang lebih baik.”
(Baca: DPR Didesak Setop Bahas RUU Omnibus Law di Tengah Pandemi Corona)
2. Bisnis harus Menghasilkan dan Menyenangkan
“Kalau Anda bisnis harus menghasilkan, kedua menyenangkan. Kalau Anda senang tapi tidak menghasilkan, itu namanya piknik!”
“Pertanyaannya boleh tidak saya punya bisnis yang menghasilkan tapi tidak menyenangkan? Jawabannya adalah boleh, tapi harus secepatnya didelegasikan.
3. Membayar Sekarang untuk Membuang Kerugian Masa Depan
“Menunda sesuatu tidak baik, sebab di kemudian hari Anda tetap harus membayar penundaan tersebut. Di depan atau di belakang, Anda harus tetap membayar.”
“Anda membayar sekarang dengan memakan makanan yang sehat dan berolahraga, atau Anda akan membayar nanti dengan lemahnya badan Anda di hari tua dan rentetan penyakit lainnya.”
Reporter: Nobertus Mario Baskoro