Tung Desem, Motivator Bisnis Positif Covid-19 dan Kiat Pengobatannya

Pingit Aria
7 April 2020, 13:19
Tung Desem Waringin (kanan) terjangkit Covid-19 bersama tenaga medis yang merawatnya, Senin (6/4).
Instagram/@tungdesemwaringin.tdw
Tung Desem Waringin (kanan) terjangkit Covid-19 bersama tenaga medis yang merawatnya, Senin (6/4).

Motivator bisnis Tung Desem Waringin mengabarkan dirinya positif terinfeksi virus corona. Waringin mengumumkan kabar tersebut dalam akun media sosial Instagram miliknya, @tungdesemwaringin.tdw pada Senin (6/4).

Kendati terjangkit Covid-19, Waringin mengaku tidak memiliki gejala serius. “Sudah hari ke 6 suhu normal, nafas lancar Jaya, tidur nyenyak, makan nikmat,” kata Waringin.

Advertisement

Waringin pertama kali merasakan demam pada Rabu, 18 Maret. Ia lantas ia memeriksakan diri ke rumah sakit lima hari kemudian. “23 Maret dites darah dan foto paru, 95% ke atas gejalanya Covid-19,” katanya.

Pada Senin, 30 Maret Waringin menjalani tes darah untuk yang kedua kalinya. Hasilnya, hampir dipastikan dirinya terjangkit Covid-19. Ia juga harus dirawat di rumah sakit karena kondisinya terus menurun.

Ia kemudian juga menjalani tes swab pada Rabu, 1 April dan baru keluar empat hari setelahnya. “Hasilnya baru keluar kemarin (Minggu, 5 April). Hasilnya confirmed positif Covid-19," ujarnya.

Untuk mengobati sakitnya, Waringin mengikuti anjuran dokter dengan mengonsumsi obat-obatan seperti acidomicynchloroquine, dan haloquine. Selain itu, ia juga meminum virgin coconut oil (VCO) yang dipercayanya dapat melancarkan pencernaan.

(Baca: Hoaks Corona Bertambah Jadi 466, Ada 77 Kasus Ditangani Kepolisian)

Selain mengonsumsi obat-obatan, ia juga menjalani perawatan dengan riang gembira. Menurutnya, hati yang bahagia adalah obat paling mujarab. "Yang jelas saya memutuskan jadi pasien yang ceria, positif dan semangat. Untuk membantu menaikkan kekebalan tubuh.” 

Tung Desem Waringin lahir di Solo pada 22 Desember 1967. Namanya populer sebagai salah satu motivator bisnis terbaik di Indonesia dan Asia. Ia juga dikenal merupakan ahli marketing, pelatih serta pembicara publik.

Dilansir portal biografi tokoh dunia dari San Fransisco, PeoplePill.com, Waringin lahir dari keluarga pebisnis yang sederhana. Keluarganya sempat mengalami kesulitan ekonomi karena bisnisnya bangkrut. Saat itulah Waringin pertama kali tertarik untuk mendalami ilmu pemasaran, yang ia percaya dapat mengembalikan bisnis keluarganya.

Waringin meraih sarjana hukum dari Universitas Sebelas Maret (UNS) pada 1992. Menjelang akhir pendidikannya, ia sempat mencoba menjadi penjual emas. Ia mengambil emas dari toko milik saudaranya di Jakarta dan kemudian menjualnya di Jepara, Semarang, Ambarawa, Salatiga hingga ke Pekalongan.

Waringin memulai kariernya dengan bekerja Bank Central Asia (BCA). Ia sempat menjalani pelatihan di Program Pengembangan Manajemen BCA di Jakarta dan lulus sebagai peserta terbaik. Setelah itu, Waringin dipercaya untuk menjadi manajer BCA cabang Surabaya.

Saat Waringin kemudian dipindahkan ke Jakarta, ia berhasil memulihkan peforma 22 cabang BCA dengan kinerja keuangan terburuk se-Indonesia. Jika umumnya masalah tersebut harus diselesaikan dalam waktu dua tahun, Waringin hanya membutuhkan waktu empat bulan.

(Baca: Pandemi Corona, Banyak Orang Pilih Podcast Daripada Streaming Musik)

Ketika krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1998, BCA hampir runtuh karena sebagian besar cabangnya kehabisan dana akibat penarikan besar-besaran oleh nasabah. Namun, cabang BCA di Malang, Jawa Timur yang dipimpin oleh Waringin justru mengalami kondisi sebaliknya: kelebihan dana.

Menurut laman dari salah satunya unit bisnisnya, TDW Resources, Waringin juga berhasil meningkatkan pertumbuhan pemegang kartu ATM BCA di Malang menjadi peringkat pertama di Indonesia, dari yang sebelumnya peringkat tujuh. Ia juga berjasa mendorong pertumbuhan kartu kredit BCA terbesar di Indonesia pada April dan Mei tahun 2000.

Suatu saat, kondisi keuangan Waringin menurun kala ayahnya, Tatang Sutikno sakit parah. Tabungannya terkuras lantaran harus membawa ayahnya berobat ke rumah sakit Mount Elizabeth, Singapura.

Sekitar tahun 1999, Waringin melihat iklan seminar yang melibatkan pembicara termahal di dunia kala itu, Anthony Robbins. Waringin sangat tertarik, namun ia harus merogoh kocek US$ 10 ribu untuk berpartisipasi dalam seminar delapan hari di Singapura tersebut.

Dilansir dari Biografiku.com, Waringin sampai meminjam uang US$ 5.000 kepada sahabatnya yang juga pemilik perusahaan Columbia Furniture, Leo Chandra. Tak hanya itu, ia juga menjual aset berharganya berupa tanah dan properti di Malang.

Seminar tersebut memberikannya modal yang cukup memulai pekerjaan barunya sebagai pembicara dan motivator profesional. Ia semakin tertarik dan banyak menghadiri seminar luar negeri yang melibatkan tokoh-tokoh lainnya, seperti Robert Kiyosaki, Bob Proctor dan Robert G. Allen.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement