96% Pesawatnya Tak Beroperasi, AirAsia Potong Gaji Seluruh Karyawan
Maskapai penerbangan, AirAsia menghentikan sementara seluruh layanannya di Indonesia mulai bulan ini, guna menekan penyebaran Covid-19. Karena itu, perusahaan memangkas gaji karyawan 15% hingga 75%.
Besaran pemotongan gaji disesuaikan dengan jabatan pegawai. “Ini untuk berbagi dampak yang ditimbulkan (akibat pandemi corona) terhadap bisnis kami,” kata Pendiri Air Asia Tony Fernandes dalam keterangan yang disampaikan kepada konsumen melalui email, kemarin (11/4).
Tony dan Chairman Air Asia Kamarudin Meranun juga tidak akan menerima gaji selama periode pandemi corona. “Saya berterima kasih atas pengorbanan mereka (pegawai) dan mengingat gambaran besarnya saat kami menavigasi ini bersama,” kata dia.
(Baca: Cegah Corona, AirAsia Setop Semua Penerbangan di Indonesia per 1 April)
Pemangkasan gaji terjadi karena perusahaan tidak memiliki pemasukan. Sebab, 96% dari total armada AirAsia tidak masuk daftar penerbangan atau grounded. “Kami masih memiliki komitmen keuangan berkelanjutan yang signifikan seperti pemasok bahan bakar dan agen penyewaan,” katanya.
Tony menilai, mewabahnya virus corona sangat memukul industri penerbangan. Karena itu, perusahaan melakukan segala hal guna mengurangi biaya. “Terlepas dari semua tantangan ini, saya ingin meyakinkan Anda bahwa AirAsia kuat dan tetap berfokus pada masa depan dan melayani Anda, tamu kami,” ujar dia.
Kepada konsumen, ia mengaku ada sebagian yang kesulitan memproses pengembalian dana (refund). “Tetapi saya mendorong Anda untuk menerima kredit sebagai alternatif yang baik. Lebih dari 80% dari Anda telah menerima tawaran cicilan, dan kami sangat menghargai ini,” kata Tony.
(Baca: Tony Fernandes, CEO AirAsia Tersandung Perkara Suap Airbus)
Kebijakan mencicil uang konsumen itu sejalan dengan banyak operator di industri penerbangan. Tony memastikan bahwa perusahaannya mematuhi semua peraturan dan persyaratan di tiap negara di mana AirAsia beroperasi.
Validitas cicilan tersebut selama 365 hari. Konsumen jika bisa mengubah tanggal penerbangan dan tidak dibatasi waktunya. “Kami menerima permintaan pengembalian uang berdasarkan kasus per kasus. Namun, karena banyaknya permintaan yang kami terima, mungkin butuh proses panjang antara 12 hingga 16 minggu,” katanya.
Sebab, permintaan pengembalian dana meningkat 10 kali lipat dibanding hari biasanya. Setidaknya, ada 500 ribu orang yang mengajukan setiap hari.
Tony mengaku, perusahaannya mengerahkan 1.800 Allstars untuk menangani permintaan tersebut. “Ini belum pernah terjadi sebelumnya tetapi juga bersifat sementara dan kami akan kembali, lebih kuat dari sebelumnya,” kata dia.
(Baca: Tumbangnya Bisnis Perjalanan dan Wisata Bali Terpapar Covid-19)