Hotel-hotel Berguguran Diterjang Pandemi Corona

Muchamad Nafi
14 April 2020, 07:10
Pekerja mengepel lantai pada salah satu hotel di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (12/4/2020). Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, Dedi Taufik mengatakan sebanyak 575 hotel di wilayah Jawa Barat tutup akibat p
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/foc.
Pekerja mengepel lantai pada salah satu hotel di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (12/4/2020). Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Dedi Taufik mengatakan 575 hotel di Jawa Barat tutup akibat pandemi virus corona. Tingkat hunian hotel menurun drastis.

Perhotelan berada di garis depan sektor yang terpukul pandemi corona. Sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus positif Covid-19 pertama pada awal Maret lalu, bisnis penerbangan mulai suram. Apalagi setelah sejumlah daerah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar. Buntutnya, pariwisata dan perhotelan mengekor.

Hingga kemarin, misalnya, jumlah hotel yang menutup operasionalnya untuk sementara waktu di Solo makin bertambah. “Saat ini ada 12 hotel berbintang yang memutuskan tutup sementara waktu,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Surakarta Abdullah Soewarno di Solo.

Advertisement

Jumlah tersebut melonjak tajam. Pekan sebelumnya, PHRI mencatat baru empat hotel di Kota Solo yang terpaksa tutup sementara karena kesulitan bertahan di tengah merebaknya Covid-19. Akibatnya, sekitar 1.000 karyawan terpaksa dirumahkan.

Menurut Abdullah, saat ini hanya sebagian karyawan yang bekerja, itupun tidak sebulan penuh. “Mereka digaji sesuai dengan hari kerja tersebut,” katanya. Bahkan, sistem kerja tersebut tidak hanya diterapkan pada hotel yang tutup sementara, juga pada hotel-hotel yang masih bertahan buka.

(Baca: Pengusaha Hotel Keluhkan Potensi Pendapatan Rp 21 T Raib Akibat Corona)

Hotel yang masih beroperasi tadi, tingkat kunjungannya hanya 10 – 15 persen. Untuk  memastikan kenyamanan dan keamanan pengunjung, PHRI mengimbau hotel-hotel selalu menerapkan protokol kesehatan, di antaranya pemeriksaan suhu tubuh, menyediakan hand sanitizer, dan melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh kamar serta ruang publik.

Public Relations and Event Manager Alila Hotel Solo Tesa Pujiastuti mengatakan hotelnya sudah tidak melayani tamu sejak 1 April 2020 dan rencananya akan berlangsung hingga 31 Mei 2020. Penutupan sementara ini merupakan kebijakan langsung dari manajemen pusat. “Semoga akhir Mei bisa kembali beroperasi. Kami masih menunggu situasi membaik,” katanya.

Sementara itu, pengurus PHRI Sulawesi Tenggara mengusulkan agar ribuan karyawan hotel dan restoran yang dirumahkan akibat dampak pandemi Covid-19 menerima kartu prakerja. Sekretaris Umum PHRI Sultra Eko Dwisasono di Kendari mengatakan 1.116 pekerja industri perhotelan dan restoran terdampak virus corona. Mereka akan menerima paket manfaat senilai Rp 3.550.000.

Rinciannya, dana itu akan dibagikan selama empat bulan. Sebesar Rp 1.000.000 untuk bantuan biaya pelatihan, insentif bulanan Rp 600.000 selama empat bulan, dan insentif penyusunan survei Rp 50.000 per bulan untuk tiga kali survei.

“Merumahkan karyawan atau pun memutuskan hubungan kerja adalah pilihan pahit bagi manajemen hotel, tetapi terpaksa karena kondisi keuangan perusahaan tidak mendukung,” kata Eko.

Halaman:
Reporter: Antara
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement