Pengusaha Hotel Keluhkan Potensi Pendapatan Rp 21 T Raib Akibat Corona
Pengusaha hotel mengaku pendapatan sejak Januari hingga Maret ini terpangkas US$ 1,5 miliar atau setara Rp 21 triliun. Hal ini lantaran hilangnya turis Tiongkok akibat munculnya virus corona Covid-19.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan ketiadaan turis Tiongkok sepanjang periode Imlek mengurangi pendapatan pengusaha hotel dan restoran hingga Rp 16 triliun. Padahal mereka bisa menghabiskan biaya US$ 1.100 saban melancong ke Indonesia.
Sedangkan kerugian hotal akibat berkurangnya wisatawan domestik dan negara lainnya berlibur mencapai US$ 400 juta atau Rp 5 triliun. “Turis Tiongkok 2 juta, ambil separuh saja karena peak season Januari-Februari ketika Chinese New Year,” kata Hariyadi Sukamdani di Jakarta, Kamis (12/3).
(Baca: Pemerintah Awasi 12 Pasien dengan Gejala Virus Corona)
Hal ini otomatis dapat membuat tumbuhnya industri perhotelan dan restoran melambat hingga 5% tahun ini. Padahal biasanya bisnis hotel serta rumah makan dapat meningkat 10-12% setiap tahun. “Itu pun kalau ada perbaikan,” ujar Hariyadi.
Dia mengatakan kondisi tersebut diperburuk dengan dibatalkannya pameran pariwisata untuk menarik pelancong asing. Dampak paling besar adalah Internationale Tourismus-Börse (ITB) Berlin yang seharusnya digelar tanggal 4 sampai 8 Maret 2020 ternyata dibatalkan.
"Kalau transaksi tidak ada bagaimana. Padahal deal transaksi di ITB Berlin itu untuk mengisi pada musim liburan panas yakni Mei sampai September, “ kata Hariyadi.
(Baca: Pemerintah Kesulitan Akses Identitas WNI Positif Corona di Singapura)
Sebelumnya, pemerintah berencana memberikan insentif pariwisata dengan memberikan diskon tiket pesawat untuk rute penerbangan internasional. Kendati demikian rencana tersebut akhirnya ditunda.
Meski begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan insentif pariwisata lainnya tetap diberlakukan. "Kami tetap melakukan persiapan pajak hotel dan restoran dan masalah diskon pesawat dalam negeri," kata dia saat ditemui di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (5/3).