Ekspor Makanan Olahan Indonesia ke Tiongkok Meningkat saat Pandemi

Rizky Alika
1 Mei 2020, 11:28
Gapmmi mengatakan ekspor makanan olahan ke Tiongkok mengalami peningkatan selama pandemi corona.
ANTARA FOTO/Prasetia Firzani
Gapmmi mengatakan ekspor makanan olahan ke Tiongkok mengalami peningkatan selama pandemi corona.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S Lukman mengatakan ekspor makanan olahan mengalami peningkatan di tengah pandemi virus corona. Peningkatan ekspor makanan olahan adalah tujuan Tiongkok.

"Permintaan pangan olahan meningkat karena mereka ketakutan untuk makan di restoran. Waktu itu, restoran juga banyak yang tutup," kata dia kepada Katadata.co.id, Kamis (30/4).

Adhi menjelaskan peningkatan eskpor ke Tiongkok pada Januari hingga Februari sebesar 10% dan masih terus bertambah sampai saat ini. Ia memperkirakan peningkatan ekspor tersebut dapat menurunkan defisit neraca perdagangan untuk produk pangan olahan hingga 50% pada akhir tahun.

Produk yang diekspor ke Tiongkok meliputi mi, minuman aloe vera, dan produk instan lainnya. Namun, kata Adhi, masih ada persyaratan yang harus diurus lebih lanjut seperti pendaftaran label hingga perizinan.

Pada 2019, Adhi mencatat defisit neraca perdagangan untuk produk pangan olahan Indonesia mencapai US$ 400 juta. Adapun, realisasi impor produk pangan olahan pada 2019 sebesar US$ 850 juta. Sedangkan, realisasi ekspor produk tersebut hanya US$ 450 juta. 

(Baca: Daya Beli Masyarakat Terpukul Corona, Penjualan Makanan Olahan Diramal Anjlok 30%)

Halaman:
Reporter: Rizky Alika
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...