Peneliti Inggris: Penggunaan Masker dapat Cegah Gelombang Kedua Corona
Penggunaan masker secara luas di masyarakat dapat mengendalikan penyebaran dan mencegah munculnya gelombang kedua virus corona atau Covid-19. Penelitian yang dipimpin oleh para ilmuwan di Universitas Cambridge dan Greenwich di Inggris, menunjukkan bahwa karantina wilayah atau lockdown saja tidak akan menghentikan pandemi corona.
"Analisis kami mendukung penggunaan masker secara luas oleh publik," kata Richard Stutt, yang ikut memimpin penelitian di Cambridge dikutip dari Reuters, Rabu (10/6).
(Baca: Hati-hati, Ini Waktu Paling Krusial Pasien Tularkan Virus Corona)
Penelitian yang dimuat dalam jurnal ilmiah "Proceedings of the Royal Society A" memaparkan penggunaan masker secara luas oleh masyarakat yang dikombinasikan dengan pembatasan jarak sosial dan beberapa tindakan karantina wilayah akan menjadi cara untuk menghadapi pandemi dan membuka kembali kegiatan ekonomi sebelum ada vaksin yang efektif terhadap Covid-19.
WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia memperbarui pedomannya pada hari Jumat (5/6) dengan merekomendasikan pemerintah untuk meminta penduduknya menggunakan masker wajah di tempat umum untuk mengurangi penyebaran penyakit.
(Baca: Daftar 100 Negara Teraman dari Virus Corona, Indonesia di Posisi 97 )
Dalam studi ini, para peneliti mengaitkan penggunakan masker yang dikombinasikan dengan angka reporduksi atau R yang mengukur jumlah rata-rata orang yang akan ditularkan oleh satu orang yang terinfeksi penyakit. Nilai R di atas 1 maka jumlah kasus corona meningkat secara signifikan seperti bola salju yang bergulir atau tumbuh secara eksponensial.
Studi ini menunjukkan jika banyak orang memakai masker di ruang publik, maka efektivitasnya dua kali lipat dalam mengurangi nilai R dibandingkan jika masker hanya dipakai setelah muncul gejala sakit.
Skenario dari studi ini menunjukkan penggunaan masker secara rutin oleh 50% atau lebih dari populasi akan mengurangi penyebaran Covid-19 menjadi R kurang dari 1,0. Sehingga dapat melandaikan gelombang kasus corona di masa depan dan memungkinkan kembali pelonggaran karantina wilayah.
“Kita tidak akan rugi menggunakan masker, bahkan kentungannya bisa signifikan,” kata Renata Retkute, yang ikut memimpin penelitian ini.
(Baca: Jokowi: Saya Ingatkan, Jangan Sampai ada Gelombang Dua Virus Corona)
Hingga hari ini jumlah kasus virus corona di seluruh dunia sebanyak 7,3 juta orang yang menyebabkan 414.122 orang meninggal dunia. Amerika merupakan negara yang paling banyak terinfeksi corona dengan jumlah kasus lebih dari 2 juta orang dan menyebabkan 114 ribu orang meninggal dunia.