Ahli Epidemiologi: Buka Pasar Berisiko Tingkatkan Penularan Corona
Langkah pemerintah kembali membuka pasar tradisional saat ini dinilai berisiko membuka klaster baru penyebaran virus corona Covid-19. Ini lantaran pasar kerap menjadi lokasi kerumunan masyarakat sehingga bisa menularkan penyakit dengan cepat.
Merujuk data Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), sudah ada 573 pedagang pasar yang terpapar corona. Dari jumlah tersebut, ada 32 pedagang pasar yang telah meninggal dunia akibat virus tersebut.
Ahli epidemiologi juga mengatakan saat ini belum ada kesadaran atau perubahan perilaku di masyarakat dan pedagang pasar dalam upaya mencegah corona. "Sangat rawan atau rentan membuka pasar tradisional saat ini," kata epidemiolog asal dari Griffith University Australia Dicky Budiman ketika dihubungi Katadata.co.id, Rabu (17/6).
(Baca: Normal Baru, Pasar di Beberapa Daerah Jadi Klaster Penularan Corona )
Meski demikian, Dicky memahami bahwa pembukaan pasar tradisional tak bisa dihindari karena menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Karena itu, dia mengusulkan agar pembukaan pasar diatur setiap selang sehari. "Satu hari buka dan satu hari dibersihkan dengan disinfektan," kata dia.
Selain itu, Dicky meminta agar jarak antar pedagang diatur ketat minimal 1 meter serta wajib mengenakan masker saat menjajakan barang dagangannya. Dia juga menyarankan pemerintah terus mengedukasi pedagang dan masyarakat agar bisa menerapkan protokol kesehatan dengan baik. "Yang melanggar harus diberi sanksi," kata Dicky.