Survei SMRC: 64% Masyarakat Indonesia Setuju Pemberlakuan Normal Baru
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menggelar survei mengenai persepsi masyarakat Indonesia terait pandemi virus corona. Salah satu hasilnya menunjukkan, mayoritas masyarakat setuju tatanan normal baru atau new normal ditetepkan saat ini.
Secara rinci, hasil surve memperlihatkan 81% masyarakat Indonesia sudah mengetahui soal wacana tatanan normal baru yang disampaikan pemerintah. Dari jumlah tersebut, 79% responden (64% populasi) setuju jika tatanan normal baru diberlakukan saat ini.
"Namun, ada 14% atau sekitar 11% dari populasi yang menilai kebijakan ini sebaiknya ditunda," kata Direktur Komunikasi SMRC Ade Armando dalam konferensi video, Kamis (25/6).
(Baca: SMRC: 71% Masyarakat Nilai Ekonomi Rumah Tangga Memburuk saat Pandemi)
Ade juga menjelaskan, 80% responden setuju dengan kebijakan pemerintah menerapkan transisi menuju tatanan normal baru, meski kasus positif corona belum menurun. Hanya 15% respoden yang tidak setuju dengan kebijaka tersebut. Adapun 5% sisanya memilih tidak menjawab.
Berikutnya, hasil survei juga mengungkapkan sebanyak 92% responden setuju dengan kebijakan pemerintah yang melonggarkan aturan bekerja di luar rumah dengan protokol kesehatan. "Sebanyak 93% setuju dengan kebijakan pemerintah melonggarkan aturan tempat ibadah dengan protokol kesehatan. Sedangkan responden yang bilang tidak setuju hanya 7%," kata Ade.
Selain itu, 90% responden setuju dengan kebijakan pemerintah yang membolehkan penggunaan transportasi umum dengan protokol kesehatan. Hanya 8% responden yang tidak menyetujui kebijakan terebut. Sedangkan, 2% responde tidak menjawab.
Kemudian, 88% responden menyatakan setuju dengan kebijakan membolehkan pasar, mal, dan tempat belanja buka dengan protokol kesehatan. Hanya 10% responden yang tidak sepakat dengan kebijakan tersebu dan 2% responden lain tidak menjawab.
"Hampir semua masyarakat mutlak menyatakan kebijakan ini sudah benar," kata Ade.
Dengan banyaknya masyarakat yang setuju wacana tatanan normal baru ini, SMRC pun memberikan pertanyaan soal ketaatan mereka dalam menerapkan protokol kesehatan. Hasilnya, 45% responden menyatakan selalu mengenakan masker saat keluar rumah.
Sebanyak 46% responden menyatakan bahwa mereka sering mengenakan masker saat keluar rumah. Hanya 8% responden yang jarang mengenakan masker. 1% sisanya menyatakan tidak pernah mengenakannya.
(Baca: Bertambah 1.178 Orang, Positif Corona di RI Tembus 50 Ribu Kasus)
Lalu, 42% responden menyatakan selalu mencuci tangan. 54% responden menyatakan sering mencuci tangan. Hanya 4% responden yang menyatakan jarang mencuci tangan.
Ada 35% responden yang mengaku selalu menjaga jarak ketika beraktivitas. Sebanyak 51% responden sering menjaga jarak. "Yang bandel tinggal 14%," ujarnya.
Meskipun demikian, Ade menyebut masih banyak masyarakat yang berada di kerumunan ketika beraktivitas di luar rumah dalam sepekan terakhir. Hal ini ditunjukkan berdasrkan hasil survei, 44% responden menyatakan lebih dari 3 kali berada di kerumunan dan 7% responden yang mengaku tiga kali berada di kerumunan dalam sepekan terakhir.
Adapun 14% responden mengaku dua kali berada di kerumunan dalam sepekan terakhir.
Kemudian, 9% responden pernah sekali berada di kerumunan dalam sepekan terakhir dan 19% menyatakan tidak pernah berada di kerumunan.
"Menghindari kerumunan tampaknya paling sulit dilakukan," kata Ade.
Sebagai informasi, SMRC melakukan survei pada 18-20 Juni 2020 terhadap 1.978 responden yang diwawancarai melalui telepon. Survei ini memiliki tingkat kesalahan (margin of error) sebesar 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%.
Kendati pemerintah telah mewajibkan penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat ketika berada di luar rumah, kasus Covid-19 di Indonesia hingga hari ini masih terus bertambah.
Menurut data pemerintah, pada Kamis (25/6), terjadi penambahan kasus baru Covid-19 sebanyak 1.178 kasus. Sehingga secara total, jumlah kasus positif corona di Indonesia hingga saat ini telah mencapai 50.50.187 kasus.
Sebanyak 20.449 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh (40.75%) dan 2.620 orang meninggal dunia (5.22%), sementara sisanya masih menjalani perawatan.