Kasus Covid-19 Global Lebih dari 10 Juta Orang, 498.274 Meninggal

Image title
28 Juni 2020, 15:12
Ilustrasi tempat tidur pasien virus corona. Jumlah kasus virus corona secara global telah lebih dari 10 juta orang per Minggu (28/6) menurut perhitungan Reuters. Hampir setengah juta orang meninggal.
ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui/pras/cf
Ilustrasi tempat tidur pasien virus corona. Jumlah kasus virus corona secara global telah lebih dari 10 juta orang per Minggu (28/6) menurut perhitungan Reuters. Hampir setengah juta orang meninggal.

Jumlah kasus virus corona secara global telah lebih dari 10 juta orang per Minggu (28/6) menurut perhitungan Reuters yang berlandaskan data pemerintah di seluruh dunia. Sementara jumlah korban meninggal dunia mendekati 500 ribu orang.

Toatal kasus yang tercatat oleh Reuters saat ini adalah 10.011.536. Dari total kasus itu, Amerika Latin dan Eropa masing-masing menyumbang lebih kurang 25% kasus. Lalu Asia dan Timur Tengah masing-masing menyumbang 11% dan 9% kasus.

Sementara total angka kematian sebanyak 498.274 orang di seluruh dunia. Angka ini hampir sama dengan kasus kematian akibat influenza atau flu musiman yang dilaporkan setiap tahun, menurut organisasi kesehatan dunia atau WHO.

Amerika Serikat (AS) menjadi negara dengan jumlah kematian terbanyak, yakni 125.505 orang. Disusul Brazil dengan 57.070 orang, lalu Inggris dengan 43.514 orang, dan Italia dengan 34.716 orang.

(Baca: Pasien Sembuh di Empat Provinsi Lebih Banyak Daripada Kasus Baru Corona)

Sedangkan, untuk jumlah pasien sembuh sebanyak 5.048.263 orang. Amerika Latin mencatatkan kasus sembuh terbanyak dengan 1.379.339 orang disusul Eropa dengan 1.269.601 orang. Sementara di Asia sebanyak 681.356 orang dan di Timur Tengah sebanyak 737.660 orang.

Menurut penjelasar Reuters, peningkatan terjadi setelah sejumlah negara melonggarkan karantina wilayah atau lockdown pada beberapa waktu ke belakang. Pelonggaran dilakukan untuk kembali menggeliatkan aktivitas perekonomian dan sosial yang kerap disebut sebagai kenormalan baru atau new normal sampai vaksin ditemukan.

Akibat pelonggaran tersebut, beberapa negara mengalami gelombang kedua virus corona dan mesti memberlakukan kembali lockdown terbatas. Para ahli pun memperkirakan gelombang virus akan berulang sampai 2021 sebelum vaksin ditemukan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...