Menteri Erick Targetkan Konsolidasi Besar Rumah Sakit BUMN Tahun Ini
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah mempersiapkan konsolidasi lebih lanjut rumah sakit milik BUMN. Targetnya, rumah sakit-rumah sakit tersebut akan dikelola oleh perusahaan yang fokus di bidang kesehatan yang sahamnya dimiliki oleh BUMN-BUMN terkait.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan konsolidasi sudah selesai untuk rumah sakit milik Pertamina dan Pelni, dan akan dilanjutkan tahun ini. “Pertama kan Pelni dan Pertamina. Habis itu, PTPN (Perkebunan Nusantara), Pelindo, dan lain-lain,” kata di Jakarta, Senin (10/2).
Ia memperkirakan, konsolidasi lanjutan rumah sakit BUMN ini bisa berjalan pada Juni, sehingga konsolidasi yang lebih besar bisa dimulai pada akhir tahun. Harapan dia, konsolidasi ini bukan hanya menguatkan pelayanan secara bisnis tapi juga keahlian, misalnya dalam mengantisipasi risiko epidemi.
(Baca: Potensi Bisnis Besar, Erick Ingin Holding Rumah Sakit BUMN Go Public)
Konsolidasi rumah sakit BUMN sebetulnya sudah dimulai sejak 2017, yang ditandai dengan berdirinya induk alias holding Rumah Sakit BUMN dengan nama Pertamina Bina Medika (Pertamedika) Indonesia Health Corporation (IHC).
Berdasarkan laporan tahunan 2018, Pertamedika IHC telah mengelola 14 RS Pertamina, tiga RS kerja sama operasional (KSO), dan 39 RS milik BUMN. Termasuk dalam pengelolaannya yaitu RS Pelni (milik Pelni), RS Pelindo Husada Citra (milik Pelindo III), RS Prima Husada Cipta (milik Pelindo I), RS Bakti Timah (milik Timah), dan Krakatau Medika (milik Krakatau Steel).
Namun, sejauh ini, belum terang apakah struktur ini akan tetap dipakai oleh Erick untuk konsolidasi rumah sakit BUMN ke depan.
Adapun berdasarkan penjelasan Direktur Utama RS Pertamina Fathema Djan Rachmat, terdapat total 64 rumah sakit milik BUMN. Berdasarkan data 2018, jika seluruhnya dikonsolidasikan, pendapatan sebesar Rp 5,6 triliun.