Tol Laut Pangkas Harga Bahan Pokok di Indonesia Timur
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengatakan beberapa harga barang di wilayah Indonesia Timur menurun setelah program tol laut berjalan. Sebagai contoh, harga beras berkurang hingga 22 persen dan harga gula pasir menyusut 28 persen.
Penurunan harga juga terjadi pada minyak goreng curah sebesar 15 persen, tepung terigu 29 persen, dan daging ayam ras 28 persen. Begitu pula dengan harga telur yang berkurang 49 persen, triplek 17 persen, serta semen 22 persen.
“Jadi tol laut ini banyak manfaatnya dalam menurunkan harga bahan pokok di Indonesia Timur,” kata Rizal usai rapat koordinasi evaluasi tol laut di kantornya, Jakarta, Senin, 30 Mei 2016. (Baca juga: Trio Pelindo Bangun dan Kelola Lima Pelabuhan)
Dalam kesempatan tersebut, Rizal juga meminta Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong untuk mengumpulkan pemain besar dalam sistem distribusi dan menggunakan jadwal tol laut secara berkelanjutan. Hal ini agar muatan barang tetap berimbang dan tidak kosong ketika keluar dari tempat tujuan.
Untuk itu dia menyarankan perlu bekerja sama dengan PT Pelni dan PT Djakarta Lloyd untuk memakai kapal mereka. Adapun terhadap Pelni, Rizal meminta perusahan itu tidak membeli kapal terlampau besar. Yang penting, armada laut tersebut memiliki berbagai macam fungsi (multipurpose).
Hal ini untuk mengakali jumlah penumpang Pelni yang menurun namun di sisi lain ruang yang ada dapat digunakan untuk menampung logistik. “Cukup ukuran 1.000 penumpang, tapi sisanya bisa digunakan, misalnya, untuk cold storage,” ujar Rizal. (Lihat pula: 6 Langkah Pemerintah Untuk Kurangi Waktu Bongkar Muat di Pelabuhan).
Dalam kesempatan yang sama, Thomas Lembong menyatakan saat ini akan memperluas titik pemantauan harga dampak dari tol laut. Kementeriannya juga akan memetakan hasil laut dan pertanian wilayah yang disinggahi tol laut. Hal ini untuk mencegah kekosongan barang ketika kembali dari tujuan pelayaran di Indonesia Timur. Dengan demikian, bisa memangkas ongkos perjalanan.
Sebelumnya, dia menyatakan tol laut merupakan salah satu kunci dalam program Nawacita yang diusung Presiden Joko Widodo untuk mengurangi disparitas harga di seluruh Indonesia. Khususnya agar harga barang di Indonesia Timur bisa sama dengan di Jawa.
Menurut Thomas, sejak tiga rute perdana tol laut diluncurkan sekitar akhir tahun lalu, hasilnya sudah terlihat. Harga-harga barang di Indonesia Timur menurun. “Penghematan ongkos angkut sudah mulai terlihat, terutama di wilayah Papua,” ujarnya. (Baca: Presiden: Masa Depan Indonesia Ada di Timur).
Sedangkan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan telah menganggarkan Rp 1,16 triliunn untuk mendukung angkutan barang penunjang tol laut pada tahun ini. Selain itu juga menganggarkan Rp 2,7 triliun untuk menunjang operasional pelabuhan dan arus pelayaran.
“Untuk kontrak tahun jamak, kami juga mengeluarkan dana Rp 4,65 triliun untuk pengadaan 60 kapal perintis hingga 2017 mendatang,” kata Bambang.