Proyek PHE 24 Beroperasi Lebih Cepat dari Target
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan proyek PHE 24 yang berada di Blok West Madura Offshore (WMO) telah beroperasi. Ini lebih cepat dari target yang sudah ditetapkan perusahaan.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan proyek tersebut telah beroperasi pada 26 Juli 2017. "Lebih cepat dari rencana bulan September 2017," kata Wisnu kepada Katadata akhir pekan lalu.
Proyek PHE 24 ini dioperatori anak usaha PT Pertamina (Persero), yakni Pertamina Hulu Energi (PHE). Proyek ini bisa memproduksi 100 barel minyak per hari (bph) dan 10 juta kaki kubik gas per hari (mmscfd).
Jika melihat ke belakang, sebenarnya proyek PHE 24 ini ditargetkan beroperasi November tahun lalu. Namun hal itu tertunda karena beberapa kendala. Salah satunya adalah harga minyak dunia yang masih rendah.
Proyek PHE 24 masuk dalam daftar 14 proyek migas yang ditargetkan SKK Migas bisa beroperasi tahun ini. Kini hanya tersisa satu proyek yang belum beroperasi yakni fasilitas produksi di Blok Rokan yang merupakan pembaruan dari sebelumnya yakni Petapahan. Fasilitas yang dimiliki Chevron Indonesia ini bisa memproduksi minyak sebesar 9.000 bph.
Wisnu mengatakan proyek pembaruan Petapahan itu dijadwalkan akan beroperasi sesuai target, yakni akhir bulan ini. "Proyek Petapahan Waterflood saat ini sedang pre-commissioning dengan outlook akan onstream first water injection pada September ini," kata dia.
Adapun proyek migas lainnya yang telah beroperasi tahun ini adalah Proyek Jangkrik pada Mei lalu. Saat ini produksinya sudah mencapai puncak yakni 450 mmscfd.
Selain itu ada fasilitas produksi gas Husky di Selat Madura. Proyek yang digarap oleh Husky-CNOOC Madura Ltd ini memiliki kapasitas produksi 6.600 bph minyak, dan 110 mmscfd gas.