Proyek Pipa Gas Kalimantan - Jawa Milik Bakrie Terancam Dihentikan
Proyek pembangunan pipa transmisi Kalimantan Jawa (Kalija) II terancam tidak dilanjutkan. Penyebabnya proyek pipa yang dimenangkan PT Bakrie & Brothers Tbk pada 2006 itu hingga kini belum mendapatkan kepastian pembeli.
Anggota Komite Badan Pengatur Hilir (BPH Migas) Jugi Prajogio mengatakan pihaknya sudah berupaya mencari pembeli dengan mengundang perwakilan dari PT Pertamina (Persero), PT PGN, dan PT PLN. Tujuannya untuk mengetahui kebutuhan gas dari tiga perusahaan pelat merah itu.
Namun, dari hasil perhitungan kasar, kebutuhan gas masing-masing perusahaan sudah tercukupi. Alhasil mereka belum berencana menambah pasokan melalui pipa Kalija II.
(Baca: Mangkrak 11 Tahun, BPH Putuskan Nasib Proyek Pipa Bakrie Bulan Depan)
Di sisi lain, kebutuhan gas di Pulau Jawa juga masih bisa tercukupi dengan yang ada saat ini. "Semakin tipis peluangnya. Kalau menurut saya pribadi agak berat (proyek dilanjutkan),” kata Jugi di Jakarta, Jumat (15/9).
Selain pembeli, kendala pengembangan proyek Kalija II adalah belum adanya pasokan gas. Apalagi pipa yang memanjang dari Bontang hingga Semarang itu memiliki kapasitas pipanya cukup besar, yakni 1.000 juta kaki kubik per hari (mmscfd).
Untuk memutuskan nasib proyek yang sudah mangkrak 11 tahun ini, BPH Migas akan mengundang pihak Bakrie pada 2 Oktober mendatang. Tujuannya menjelaskan tindaklanjut dari proyek pipa Kalija II. "Nanti komite akan bersikap dari hasil paparan Bakrie," kata Jogi.
Apabila proyek itu tidak dilanjutkan, maka pemerintah akan melelang ulang. Opsi itu dilakukan setelah sumber gas dan pembelinya tersedia.
(Baca: Mangkrak 11 Tahun, Rekind Tetap Lanjutkan Proyek Pipa Cirebon-Semarang)
Selain Kalija II, sebenarya ada proyek pipa yang sudah mangkrak hampir 11 tahun yakni pipa transmisi Cirebon-Semarang. Namun, nasib proyek itu lebih beruntung dari Kalija II dan berpeluang untuk dikerjakan.
Peluang itu ada karena pipa sepanjang 682 km tersebut berada di darat dan bisa dikoneksikan dengan jaringan lainnya yang ada di Jawa. Selain itu pipa tersebut menjangkau kawasan Jawa Barat yang ramai dihuni industri.
Menurut Jugi, pasokan gas untuk pipa Cirebon-Semarang ini kemungkinan besar berasal dari Jambaran Tiung Biru di Blok Cepu. "Tanggal 18 September 2017, Rekayasa Industri presentasi. Kalau Cirebon-Semarang, menurut saya pribadi masih lebih mudah dikerjakan," kata dia.
(Baca: Rekind Gandeng Energi Negeri Mandiri Bangun Pipa Gas Cirebon-Semarang)
Direktur Strategi Development and Risk Management Rekind Yanuar Budinorman pernah mengatakan pihaknya menargetkan pembeli gas dari proyek tersebut mampu menyerap volume gas dengan total 250 mmscfd, meskipun proyek pipa itu didesain dengan kapasitas 450-500 mmscfd.