Proyek LNG Tangguh Train III Bakal Produksi Pertama di September 2023
SKK Migas melaporkan perkembangan proyek Liquefied Natural Gas (LNG) Tangguh Train III di Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat, berpotensi menjalankan produksi pertama alias first drop paling lambat pada pertengahan September 2023. Jadwal ini mundur dari target yang ditetapkan sebelumnya pada Maret tahun ini.
"Kalau first drop LNG Train III best estimate-nya pekan kedua September 2023," kata Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi Suryodipuro, lewat pesan singkat pada Rabu (9/8).
Proyek LNG Tangguh Train 3 yang dijalankan oleh BP itu memiliki kapasitas produksi 3,8 metrik ton per tahun dan akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan gas domestik. Hal ini termasuk untuk kebutuhan pembangkit listrik PT PLN. Adapun pengembangan proyek tersebut mengacu pada persetujuan POD II dengan nilai investasi dapat mencapai US$ 11 miliar atau setara Rp 159 triliun.
SKK Migas memperkirakan potensi besaran nilai penalti yang harus ditanggung oleh BP Indonesia, imbas penundaan masa operasi komersial Proyek LNG Tangguh Train III, mencapai US$ 400 juta atau setara Rp 5,9 triliun. Pengenaan denda berawal dari penundaan kontrak pembelian gas karena pandemi Covid-19. Proyek Tangguh Train III awalnya ditargetkan beroperasi pada kuartal III 2021. Kemudian mundur menjadi Maret 2023.
Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi menjelaskan, beban asli yang harus ditanggung oleh BP mencapai US$ 700 juta. Tanggungan itu berhasil disusutkan sebesar US$ 300, menyusul langkah perusahaan yang menjadwal ulang kontrak pembelian gas dengan sejumlah pembeli potensial.
Pengembangan proyek Tangguh Train III disebut juga meliputi implementasi konsep enhanced gas recovery (EGR) dengan menginjeksikan gas CO2 yang berasal dari tiga train LNG melalui teknologi penangkapan, penggunaan, dan penyimpanan karbon (CCUS) di Lapangan Ubadari pada 2026.
Adapun proyek CCUS di Lapangan Ubadari sudah mencapai tahap persetujuan rencana pengembangan. Proyek tersebut saat ini sedang memasuki tahap implementasi. Penggunan CCUS punya kemampuan untuk menjalankan pengurasan minyak dan gas tahap lanjut dari hasil injeksi CO2 ke lapangan migas.
Pada kesempatan tersebut, Hudi mengatakan ada sebelas proyek hulu migas yang akan on stream atau beroperasi hingga akhir musim ini. Satu di antaranya yakni lapangan minyak Forel pada Oktober 2023. Lapangan minyak yang dikelola oleh Medco E&P Natuna itu berpotensi menambah produksi hingga 10.000 barel minyak per hari.
Selain Forel, ujar Hudi, sejumlah kontraktor kontrak kerja sama alias KKKS juga tengah merampungkan persiapan on stream pada lapangan migas yang mereka kelola. Kontraktor-kontraktor tersebut di antaranya PT Energi Mega Persada (EMP) dan PT Pertamina
"Untuk kontraktor dari proyek-proyek yang akan on stream adalah seperti Medco, EMP, dan Pertamina. Jadwal on stream mayoritas di kuartal empat," kata Hudi.