PLN Hitung Investasi Pembangkit EBT Capai Rp 30,7 Triliun

Muhamad Fajar Riyandanu
11 September 2023, 20:11
PLN
ANTARA FOTO/Arnas Padda/nym.
Foto udara kincir angin Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Sabtu (27/5/2023).

Subholding pembangkit listrik PLN, PT PLN Nusantara Power (NP) menghitung besaran investasi jangka panjang untuk pembangunan pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT) mencapai US$ 2 miliar atau sekira Rp 30,7 triliun hingga 2030.

Direktur Keuangan PT PLN NP, Dwi Hartono, mengatakan perusahaan kini tengah mengincar penyelesaian sejumlah proyek pembangkit listrik EBT, satu diantanya adalah pembangunan pembangkit listrik tenaga surya alias PLTS berkapasitas 50 megawatt (MW) di Ibu Kota Negara Nusantara pada 2024.

Selain itu, PLN NP juga menyasar pengoperasian proyek strategis PLTS terapung berkapasitas 100 MW yang berlokasi di Bendungan Karangkates, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada 2025. Hasil produksi setrum proyek tersebut akan masuk ke dalam sistem kelistrikan Jawa Bali.  Perusahaan mengaku telah menjajaki kerja sama dengan Amazon sebagai calon pembeli listrik bersih dari PLTS terapung Karangkates.

Lebih lanjut, besaran pendanaan tersebut juga ditujukan untuk pelaksanaan progam konversi 80 sampai 100 pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) milik PLN menjadi pembangkit listrik EBT, terutama PLTS dengan baterai.

"Kami berhitung sampai 2030 sekitar US$ 2 miliar untuk kebutuhan investasi. Baik itu dengan bangun sendiri maupun dengan investasi bersama," ujar Hartono di agenda Nusantara Power Connect di Jakarta Convention Center (JCC).

Dia mengatakan bahwa sumber pendanaan pada sektor pembangkit hijau kian meningkat seiring dengan naiknya tren transisi energi. Selain dari kegiatan investasi bersama, modal investasi juga diperoleh dari obligasi hijau atau green bond. "Sekarang jauh lebih mudah karena preferensi dari lembaga keuangan banyak yang ke arah sana," ujar Hartono.

PLN bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sepakat merevisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik atau RUPTL. Dokumen tersebut akan menjadi pedoman pemerintah dalam upaya pengadaan listrik hingga 2040 mendatang.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dalam revisi RUPTL itu, kedua pihak sepakat menambah porsi listrik produksi pembangkit listrik EBT sebesar 60 GW. Dari besaran kapasitas sentrum 60 GW itu, 75% produksi akan dihasilkan dari pembangkit EBT, sementara 25% berasal dari pembangkit listrik berbahan bakar gas.

Selain itu, PLN juga akan membangun 32 GW pembangkit EBT untuk menjadi beban listrik dasar atau baseload. "Saat ini sedang ada diskusi perubahan RUPTL yang diperkirakan akan sampai pada 2040," kata Darmawan pada forum yang sama.

Reporter: Muhamad Fajar Riyandanu
Editor: Lavinda

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...