Serangan Terhadap Kapal Tanker Meningkat, Harga Minyak Naik 1,4%

Happy Fajrian
11 Januari 2024, 18:23
harga minyak,
Pertamina International Shipping
Ilustrasi kapal tanker migas.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Harga minyak naik setelah serangan terhadap kapal-kapal tanker di jalur logistik di Timur Tengah, meningkatkan kekhawatiran eskalasi konflik di kawasan ini yang akan mengganggu pasokan energi.

Minyak mentah Brent naik US$ 1,03 atau 1,3% menjadi US$ 77,83 per barel. Sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 98 sen atau 1,4% menjadi US$ 72,35 per barel. Meski begitu kenaikan harga dibatasi oleh peningkatan persediaan minyak mentah Amerika Serikat (AS).

Otoritas Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) menerima laporan bahwa sebuah kapal sekitar 50 mil laut sebelah timur pantai Oman ditumpangi oleh empat hingga lima orang bersenjata.

Sehari sebelumnya Houthi yang berbasis di Yaman melancarkan serangan terbesar mereka terhadap jalur pelayaran komersial di Laut Merah dan serangan Israel di Gaza selatan dan tengah juga meningkat.

Amerika dan Inggris mengisyaratkan mereka akan mengambil tindakan lebih lanjut jika serangan terus berlanjut. Sementara itu, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut diakhirinya segera serangan Houthi

Harga acuan minyak telah ditutup lebih rendah pada Rabu (10/1) setelah lonjakan stok minyak mentah AS yang mengejutkan meningkatkan kekhawatiran atas permintaan di pasar minyak terbesar di dunia.

Persediaan minyak mentah AS naik 1,3 juta barel menjadi 432,4 juta barel pada pekan yang berakhir 5 Januari, kata EIA, dibandingkan ekspektasi analis yang memperkirakan penurunan sebanyak 700.000 barel.

Semua perhatian kini tertuju pada data inflasi AS, yang akan membentuk pandangan mengenai seberapa cepat Federal Reserve akan menurunkan suku bunganya.

“Melambatnya permintaan, kerusuhan di Timur Tengah dan reaksi harga yang tidak terdengar membuat produsen, konsumen dan pelaku pasar sama-sama merasa paranoid terhadap harga minyak,” kata Barclays seperti dikutip dari Reuters, Kamis (11/1). Barclays menurunkan perkiraan Brent 2024 sebesar US$ 8 menjadi US$ 85 per barel.

Sementara itu, perusahaan penyulingan Cina meminta Arab Saudi untuk meningkatkan pengiriman minyak mentah pada Februari, setelah eksportir minyak terbesar dunia tersebut mengumumkan penurunan harga terbesarnya dalam 13 bulan.

Ke depan, administrasi bea cukai Cina akan merilis data perdagangan bulan Desember, yang memberikan gambaran setahun penuh mengenai keseluruhan permintaan di negara importir minyak terbesar di dunia tersebut.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...