Dampak Konflik Laut Merah, Tarif Angkutan Bahan Bakar Naik 182%
Tarif pengangkutan beberapa bahan bakar dari Timur Tengah ke Asia melonjak 182% sejak 12 Januari lalu. Hal ini terjadi akibat konflik di Laut Merah yang mengganggu jalur transportasi.
Jumlah biaya yang dipatok ke beberapa kapal untuk mengangkut bahan kimia nafta dari Timur Tengah ke Asia naik hampir tiga kali lipat. Nafta merupakan bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan bensin dan beberapa plastik.
Awalnya, menurut laporan Oil Price pada Kamis (23/1), para pengangkut hanya perlu membayar US$ 30 ribu per hari. Kini biayanya naik menjadi US$ 83 ribu per hari. Kenaikan biaya ini membuat beberapa perusahaan pengangkutan menolak menempuh perjalanan melalui Laut Merah. Mereka memilih rute perjalanan yang lebih panjang dan mahal.
Salah satu contoh perusahaan yang menangguhkan perjalanan melalui Laut Merah adalah Shell. Perusahaan minyak asal Inggris ini berencana menangguhkan pengiriman melalui jalur tersebut. Apalagi eskalasi konflik semakin tinggi dengan adanya ancaman dari pasukan Houthi kepada kapal-kapal yang melintas.
Naiknya tarif juga memberi efek terhadap peningkatan pemasukan yang tinggi bagi rute perjalanan lain. Contohnya pengiriman beberapa bahan bakar dari Korea Selatan ke Singapura naik paling tinggi sejak Juni 2022.
Kemudian tarif dari Timur Tengah ke Afrika Timur melonjak ke level tertinggi sejak Mei 2022. Efek domino ini juga dirasakan pada pengiriman dari Eropa ke Amerika Serikat (AS) juga berada pada titik tertinggi sejak Maret lalu.
Sebagai informasi, pada akhir pekan lalu media melaporkan kapal tanker yang membawa hampir 9 juta barel minyak mentah dari Arab Saudi dan Irak mengalami penundaan. Hal ini terjadi karena mereka mengambil rute yang jauh melalui Afrika. Rute ini menambah waktu pelayaran hingga dua minggu.
Ketegangan di wilayah Laut Merah semakin meningkat ketika pasukan Houthi menambah serangan terhadap pelayaran komersial di Laut Merah. Aksi ini sebagai tanggapan atas serangan rudal AS dan Inggris minggu lalu terhadap target-target Houthi di Yaman.