Mitsui Co Ltd Akan Gugat PLN Terkait Divestasi Saham PLTU Paiton 3
Mitsui & Co Ltd berencana menggugat PLN dan sejumlah lembaga/kementerian Indonesia ke pengadilan arbitrase internasional terkait tertahannya rencana mereka untuk melakukan divestasi pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Paiton 3 yang berlokasi di Probolinggo, Jawa Timur.
Rencana penggugatan ini ditandai dengan pengiriman surat dari Mitsui & Co Ltd tertanggal 31 Januari 2024. Surat tersebut memuat informasi bahwa keputusan PLN untuk menunda dan menahan persetujuan atas rencana divestasi saham Mitsui di PT Paiton Energy sudah masuk ke ranah sengketa.
Surat yang ditandatangani oleh Chief Operating Officer Infrastructure Projects Business Unit Mitsui Koichi Wakana itu menegaskan, jika tidak ada pembahasan bersama dalam waktu 30 hari sejak surat dikirimkan, maka Mitsui berhak untuk memulai proses arbitrase sesuai dengan perjanjian sponsor investasi Paiton 3 di awal.
"Harap dicatat bahwa tujuan Mitsui adalah untuk menyelesaikan perselisihan secara damai dan secepatnya tanpa ada eskalasi lebih lanjut. Oleh karena itu, Mitsui dengan hormat meminta kerja sama PLN untuk mendiskusikan perselisihan dengan kami dengan itikad baik," tulis Koichi dalam surat tersebut, dikutip dari Asia Today pada Rabu (28/2).
Mitsui sebelumnya berencana menjual seluruh sahamnya di Paiton 3 kepada sejumlah pihak. Mulai dari Medco Daya Energi Sentosa yang merupakan anak usaha salah satu pemegang saham lama Paiton, Medco Daya Abadi Lestari, dan RH International Singapore Corporation Pte Ltd atau anak usaha RATCH Group dari Thailand.
Dalam perjanjian awal investasi Paiton 3 atau disebut Expansion Sponsors Agreement yang ditandatangani oleh PLN, Paiton Energy, Mitsui, Nebras Power, dan Medco Daya Abadi Lestari pada pertengahan 2010, rencana aksi divestasi ini sebenarnya berlaku setelah tanggal operasi komersial.
Namun, karena Mitsui tidak lagi memiliki lebih dari 50% saham pada tanggal operasi komersial setelah divestasi, perjanjian tersebut menekankan bahwa pengalihan tersebut tidak akan berlaku kecuali dengan persetujuan tertulis dari PLN.
Awalnya, Mitsui menjelaskan bahwa PLN sebenarnya telah mengeluarkan surat persetujuan resmi pada tanggal 26 Juni 2023. PLN juga telah meminta beberapa prasyarat hukum, salah satunya adalah perjanjian novasi.
Namun, hingga pertengahan Desember 2023, semua berubah karena PLN belum juga menandatangani perjanjian novasi yang telah diberikan, sehingga Mitsui tidak dapat menyelesaikan transaksi tersebut.
Hal ini lantaran PLN menyatakan telah membatalkan perjanjian sebelumnya, dan tidak akan lagi menyetujui pengalihan saham Mitsui yang tertunda karena adanya instruksi tegas dari pemerintah Indonesia bahwa PLN tidak akan menyetujui pengalihan saham Mitsui, kecuali jika satu-satunya penerima pengalihan adalah perusahaan lokal.
Oleh karena itu, Mitsui membela diri dengan menyatakan bahwa tidak ada ketentuan dalam Extended Sponsorship Agreement yang mengijinkan PLN untuk menekan Mitsui untuk menjual sahamnya di Paiton kepada perusahaan lokal Indonesia.
Selain itu, tindakan PLN juga berpotensi melanggar perlindungan yang diberikan kepada investor Jepang dibawah Perjanjian Kemitraan Ekonomi Jepang-Indonesia (EPA).
"Oleh karena itu, penolakan PLN untuk memberikan persetujuannya terhadap pengalihan saham Mitsui yang tertunda kepada Ratch dan Medco, tanpa dasar hukum yang sah, merupakan pelanggaran terhadap Pasal 2.2 (a) (ii) dari Perjanjian Sponsor Perpanjangan," ujar Koichi.
Katadata.co.id telah meminta konfirmasi dari PLN terkait perkara ini namun hingga berita diturunkan PLN belum memberikan respons.
Profil Paiton Energy
Sebagai informasi, pihak pengelola PLTU Paiton merupakan PT Paiton Energy. Perusahaan yang berdiri sejak 1994 ini bergerak di bidang pembangkit listrik.
Paiton Energy saat ini memiliki serta mengoperasikan tiga pembangkit listrik tenaga batu bara di Paiton Power Complex di Probolinggo, Jawa Timur. Paiton Energy menjadi produsen listrik swasta (Independent Power Producer/IPP) pertama dan terbesar yang beroperasi di Indonesia.
Paiton Energy mampu menghasilkan sekitar 13.500 gigawatt hour (GWh) listrik per tahun yang berkontribusi terhadap sekitar 10% konsumsi listrik tahunan di Pulau Jawa.
Paiton Energy bekerja sama dengan PLN (Persero) dengan menyediakan listrik sebesar 2.045 megawatt (MW) atau sekitar 6% dari total kapasitas terpasang di Pulau Jawa.
Melalui perjanjian jual beli tenaga listrik jangka panjang, Paiton Energy memiliki pembangkit listrik yang handal dan berkelanjutan untuk menyalurkan tenaga listrik kepada masyarakat Indonesia.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Paiton Energy mengoperasikan tiga PLTU di Paiton Power Complex. Tiga pembangkit tersebut yakni, Paiton Unit 7-8 dengan kapasitas 2 X 615 MW yang mulai beroperasi pada Mei dan Juli 1999 lalu atau sudah hampir 25 tahun.
Paiton Energy juga mengelola Paiton Unit 3 yang memiliki kapasitas mencapai 815 MW. Unit 3 ini mulai operasi sejak Maret 2012. Beroperasinya PLTU Paiton 3 ini semakin memperkuat sistem kelistrikan Jawa-Bali.