Harga Minyak Naik Tipis Usai Terjun Hingga 3,6%, Ini Penyebabnya
Harga minyak naik tipis pada perdagangan Kamis (2/5) usai anjlok lebih dari 3% pada perdagangan sehari sebelumnya, Rabu (1/5). Harga merosot pascapengumuman bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve atau The Fed, yang menahan suku bunga acuannya.
Koreksi harga minyak pada Rabu dipengaruhi oleh peningkatan persediaan minyak mentah AS serta berlangsungnya negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang dipimpin oleh Amerika dan Mesir. Hal ini meredakan kekhawatiran gangguan pasokan imbas konflik di Timur Tengah.
Pada Rabu harga Brent berjangka untuk pengiriman Juli turun US$ 2,89 atau 3,4% menjadi US$ 83,44 per barel. Sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) AS turun US$ 2,93 atau 3,6% menjadi US$ 79 per barel.
Ini merupakan level penutupan harga terendah kedua harga minyak acuan global tersebut sejak 12 Maret, dan secara teknis menempatkan keduanya di wilayah oversold untuk pertama kalinya sejak Desember 2023.
Namun hari ini harga berbalik naik meski tipis. Brent naik 0,6% ke level US$ 83,92 per barel sedangkan WTI naik 0,6% ke US$ 79,46 per barel.
Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan perusahaan-perusahaan energi menambah cadangan minyak mentah sebesar 7,3 juta barel selama pekan yang berakhir pada 26 April, dibandingkan penurunan 1,1 juta barel dalam jajak pendapat Reuters dan peningkatan 4,9 juta barel menurut proyeksi American Petroleum Institute (API).
“Peningkatan minyak mentah merupakan hal yang besar. Pada saat ini, kita harus mengurangi minyak mentah karena semakin banyak barel yang diproses kilang,” kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho, dikutip dari Reuters, Kamis (2/5).
EIA juga melaporkan peningkatan persediaan bensin yang mengejutkan sebesar 0,3 juta barel. Analis memperkirakan stok bensin akan turun 1,1 juta barel. Di Timur Tengah, harapan meningkat bahwa perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas akan segera terwujud menyusul dorongan baru dari AS dan Mesir.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk terus melanjutkan serangan yang telah lama dijanjikan di kota Rafah di Gaza selatan. “Pasar minyak mentah terbebani oleh berlanjutnya harapan akan gencatan senjata,” kata Ole Hansen dari Saxo Bank.
The Fed Tahan Suku Bunga AS
The Fed mempertahankan suku bunganya tetap stabil dan memberi isyarat bahwa pihaknya masih condong ke arah pengurangan biaya pinjaman, namun memberi tanda bahaya pada angka inflasi yang mengecewakan baru-baru ini.
Pernyataan kebijakan terbaru The Fed mencatat bahwa "inflasi telah mereda" namun penundaan penurunan suku bunga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.