Pemerintah Gaet Perusahaan Prancis Kaji Potensi Litium di Indonesia

Mela Syaharani
7 Mei 2024, 10:47
Litium
ANTARA FOTO/Jojon/Spt.
Foto udara areal pasca tambang nikel yang sebagian telah di reklamasi di Kecamatan Motui, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Kamis (8/2/2024).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Badan Geologi menandatangani perjanjian kerja sama dengan Eramet grup, perusahaan pertambangan metalurgi asal Prancis. Kerja sama dilakukan untuk studi mineral kritis di Jakarta pada Senin (6/5). 

Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Bidang Tata Kelola Minerba Kementerian ESDM Irwandy Arif mengatakan kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem kendaraan listrik atau electronic vehicle (EV) di Indonesia. Menurut dia Kementerian ESDM menyambut baik kesempatan kerja sama dengan Eramet di Indonesia.

Penandatanganan MoU tersebut dilakukan di hadapan Direktur Eramet Indonesia, Bruno Faour dan Kepala Pusat Sumber Daya Mineral  Batubara dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi, Agung Pribadi. Kegiatan juga diikuti oleh Deputi Kepala Departemen Ekonomi Kedutaan Besar Perancis untuk Indonesia, Pauline Leduc. 

Lebih jauh Irwandy mengatakan kendaraan listrik kini sedang menjadi fokus pemerintah untuk melakukan transisi energi. Ia menyebut upaya ini memerlukan kerja sama, termasuk studi bersama untuk pengembangan dengan berbagai pihak.

“Studi bersama mengenai mineral-mineral kritis, terutama soal potensi cadangan litium di daerah yang belum dikembangkan di Indonesia, belum pernah dilakukan sebelumnya.” kata Irwandy dalam siaran pers, dikutip Selasa (7/5).

Merujuk Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 296.K/MB.01/MEM.B/2023, mineral kritis merupakan mineral yang mempunyai kegunaan penting untuk perekonomian nasional dan pertahanan keamanan negara. Mineral kritis ini memiliki potensi gangguan pasokan dan tidak memiliki pengganti yang layak.

“Pada akhirnya, studi ini berperan untuk memahami potensi Indonesia dalam rantai pasok industri kendaraan listrik dan membantu mengembangkan strategi industri kendaraan listrik di Indonesia," ujar Irwandy 

Kemitraan ini merupakan tindak lanjut dari Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Perancis dan Indonesia dalam bidang energi dan sumber daya mineral yang ditandatangani pada tahun 2011. Kemitraan mencakup studi bersama mengenai mineral-mineral kritis di Indonesia, termasuk studi terkait potensi sumber daya litium. 

Direktur Eramet Indonesia Bruno Faour mengatakan kerja sama dengan Indonesia merupakan satu langkah penting dalam memastikan sumber daya yang tersedia untuk memasok logam yang dibutuhkan dalam transisi energi. “Eramet akan membantu menyumbangkan keahlian berskala internasionalnya kepada pemerintah Indonesia di bidang logam transisi energi,” ujar Bruno.

Sementara itu, Wakil Kepala Departemen Ekonomi Kedutaan Besar Perancis di Indonesia Pauline Leduc menyampaikan dukungannya terhadap kemitraan. Ia menekankan pentingnya kemitraan internasional dalam mendorong pembangunan berkelanjutan pada sektor mineral di Indonesia.

“Indonesia merupakan mitra strategis bagi Perancis dan kemitraan ini menunjukkan hubungan yang erat antara kedua negara. Kami berharap kemitraan ini dapat membangun sinergi yang lebih erat antara sektor swasta dan pemerintah, terutama dalam ekosistem baterai kendaraan listrik,” kata Pauline.




Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...