Harga Minyak Naik 2% Didorong Prospek Permintaan yang Membaik

Happy Fajrian
18 Juni 2024, 08:59
harga minyak
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Seapup 1 Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) saat perawatan salah satu sumur minyak dan gas di lepas pantai utara Indramayu, Laut Jawa, Jawa Barat.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Harga minyak naik sekitar 2% pada Senin (17/6) seiring dengan prospek permintaan energi di masa depan yang membaik. Sementara itu pertumbuhan pasokan diperkirakan melambat pada tahun ini dan 2025.

Harga Brent naik US$ 1,43 atau 1,73% menjadi US$ 84,05 per barel sedangkan West Texas Intermediate (WTI) naik US$ 1,70 atau 2,17% menembus level US$ 80 per barel, tepatnya US$ 80,15.

Adapun pagi ini, Selasa (18/6), Brent diperdagangkan lebih tinggi di level US$ 84,32 per barel dan WTI di US$ 80,33 per barel.

Pada pekan sebelumnya, minyak mencatatkan kenaikan harga mingguan pertamanya dalam sebulan didorong oleh laporan yang memberikan lebih banyak optimisme terhadap permintaan minyak pada paruh kedua tahun ini.

OPEC+ telah bersusah payah meyakinkan pasar bahwa mereka dapat memikirkan kembali rencana untuk menambah produksi jika kondisi mengharuskan.

“Prospek permintaan bahan bakar yang kuat pada kuartal mendatang dan jaminan Saudi tentang kenaikan pasokan pada Oktober yang bergantung pada kondisi yang berlaku dan fokus tambahan pada pelanggar kuota untuk menurunkan produksi dan menyesuaikannya semuanya tampaknya mendukung,” kata analis komoditas Saxo Bank, Ole Hansen, dikutip dari Reuters.

Yang juga mendorong kenaikan harga minyak adalah data ekonomi Cina yang menunjukkan lebih banyak optimisme terhadap pertumbuhan permintaan minyak di negara pengonsumsi minyak terbesar dunia tersebut.

Rystad Energy juga memproyeksikan bahwa pertumbuhan pasokan minyak global akan melambat pada 2024 dan berpotensi berlanjut pada 2025, imbas perpanjangan pemotongan sukarela OPEC+ dan perkiraan permintaan kartel tersebut.

Rystad memperkirakan pertumbuhan pasokan sekitar 80.000 barel per hari (bph) untuk 2024, turun dari ekspektasi sebelumnya sebesar 900.000 bph, yang telah dibuat pada awal Juni.

Untuk tahun ini, Rystad memperkirakan OPEC+ akan menghilangkan pasokan sekitar 830.000 bph dari pasar, sementara pada 2025 meningkat menjadi 1,04 juta bph pasokan yang akan hilang dari pasar.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...