Raih Peringkat 6 Fortune 500 Asia Tenggara, Bos PLN: Tonggak Sejarah
PLN meraih peringkat keenam dalam daftar 500 perusahaan terbesar di Asia Tenggara versi Fortune atau Fortune Southeast Asia 500 tahun ini. Selain itu dua perusahaan pelat merah lainnya juga masuk daftar ini, yakni Pertamina peringkat tiga dan BRI peringkat 15.
Sedangkan delapan perusahaan asal Indonesia masuk ke dalam peringkat 20 besar berdasarkan profitabilitas, termasuk di antaranya Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), dan Adaro Energy Indonesia.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan bahwa capaian ini menjadi tonggak sejarah bagi PLN yang telah konsisten melakukan transformasi bisnis berbasis digital secara end to end selama 3,5 tahun terakhir dan memberikan upaya maksimal melayani pelanggan.
“Mulai dari pembangkit, transmisi dan distribusi, sistem keuangan, sistem pengadaan dan pembayaran, hingga sistem layanan pelanggan, sehingga saat ini PLN bisa mencapai titik ini untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan,” ujarnya dikutip dari Instagram @pln_id pada Kamis (20/6).
Darmo, sapaan akrab Darmawan, menambahkan bahwa raihan positif ini sejalan dengan visi PLN untuk menjadi Top 500 Global Company, menjadikan PLN sebagai lokomotif utama penggerak perekonomian global.
“PLN berkomitmen penuh terus mendorong transformasi bisnis yang sejalan dengan mandat pemerintah untuk menghadirkan energi listrik yang andal dan hijau,” kata Darmo menambahkan.
Fortune memeringkat perusahaan-perusahaan terbesar di Asia Tenggara berdasarkan pendapatan tahun fiskal 2023. Fokus Fortune pada kawasan ini muncul karena Asia Tenggara semakin penting dalam ekonomi global karena pergeseran rantai pasokan dan perkembangan pesat ekonomi kawasan tersebut.
Ranking perdana ini mencakup perusahaan dari tujuh negara Asia Tenggara, yakni Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, dan Kamboja. Sebanyak 110 perusahaan Indonesia masuk ke dalam daftar ini.
Thailand menyusul dengan 107 perusahaan, Malaysia 89 perusahaan, dan Singapura 84 perusahaan. Sementara itu, Vietnam memasukkan 70 perusahaan dalam daftar tersebut, Filipina 38 perusahaan, dan Kamboja dua perusahaan.
Perusahaan perdagangan komoditas yang berbasis di Singapura, Trafigura, merupakan perusahaan yang berada di nomor satu dalam daftar ini. Trafigura memiliki pendapatan US$ 244 miliar (Rp 3,99 kuadriliun) pada 2023.
PTT Thailand berada di posisi kedua disusul Pertamina di posisi ketiga. Singapura mendominasi posisi sepuluh besar. Setelah Trafigura, ada Wilmar di posisi keempat, Olam nomor 5, Flex di nomor delapan, dan DBS di posisi kesepuluh.