Menteri BUMN Sebut Lemahnya Daya Beli Jadi Alasan Harga BBM Tak Naik
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan kesulitan masyarakat menjadi alasan Bahan Bakar Minyak atau BBM tidak naik sejak Januari. Menurut Erick pemerintah mencermati berbagai pertimbangan.
Menurut Erick, selain daya beli masyarakat yang tertekan, nilai tukar rupiah juga melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Apalagi ditambah dengan naiknya harga minyak mentah.
Erick turut menyampaikan pemerintah belum mengesahkan pemberlakuan pembatasan BBM Pertalite atau RON 90. Pemberlakuan pembatasan masih sebatas wacana dan saat ini sebatas diskusi antara kementerian.
"Penduduk Indonesia tingkat ekonominya berbeda jadi harus tepat sasaran," kata Erick kepada wartawan di Gedung DPR, Kamis (11/7).
Di sisi lain Erick mengakui belum mengetahui keberlanjutan reencana pembatasan BBM Pertalite. Namun ia memastikan sebagai Menteri BUMN ia siap menjalankan program pemerintah.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pemerintah bakal memperketat pembelian subsidi BBM mulai 17 Agustus 2024. Hal ini demi mengurangi penyaluran subsidi BBM yang tidak tepat sasaran.
“Pemberian subsidi yang tidak tepat. Itu sekarang Pertamina sudah menyiapkan. Kami berharap 17 Agustus ini, kami sudah bisa mulai, di mana orang yang tidak berhak dapat subsidi itu akan bisa kami kurangi,” ujar Luhut melalui akun instagramnya, Selasa (9/7).
Pernyataan tersebut ia sampaikan ketika membahas permasalahan terkait penggunaan bensin yang membuat defisit APBN naik. Namun ia meyakini, dengan pengetatan penerima subsidi, pemerintah dapat menghemat APBN 2024.
Selain memperketat penyaluran BBM bersubsidi, pemerintah juga berencana untuk mendorong alternatif pengganti bensin melalui bioetanol. Luhut meyakini bahwa penggunaan bioetanol mampu mengurangi kadar polusi udara. Karena tingkat sulfur yang dimiliki bahan bakar alternatif ini juga tergolong rendah.