Laporan IEA Sebut Pasar Gas Alam Global Naik 3% pada Semester I-2024
Menyusul guncangan pasokan gas alam pada 2022 dan penyeimbangan kembali secara bertahap pada 2023, pasar gas mengalami pertumbuhan yang signifikan pada paruh pertama 2024. Hal ini diungkapkan dalam Gas Market Report yang dipublikasikan oleh International Energy Agency (IEA).
Dalam laporannya IEA memaparkan permintaan gas global meningkat sebesar 3% secara tahunan atau year-on-year (YoY), jauh di atas tingkat pertumbuhan rata-rata historis sebesar 2% antara 2010 dan 2020.
Meski pertumbuhannya kuat, IEA menilai pemulihan permintaan gas alam global ini masih rapuh. Pasalnya, produksi LNG global masih tergolong buruk kuartal kedua, sementara ketegangan geopolitik memicu volatilitas harga.
Sepanjang 2024, permintaan gas alam global diperkirakan akan meningkat sebesar 2,5%, yang utamanya akan didorong oleh pertumbuhan pasar Asia yang pesat.
Data IEA menunjukkan bahwa permintaan gas alam global meningkat sebesar 3% pada paruh pertama tahun 2024. Namun, 70% dari pertumbuhan permintaan ini terkonsentrasi pada kuartal pertama.
Sementara, pasokan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) turun secara tahunan pada kuartal kedua. Hal ini menciptakan tekanan pada harga gas di pasar impor utama, yang pada gilirannya membebani pertumbuhan permintaan.
Sepanjang paruh pertama 2024, Asia menyumbang sekitar 60% peningkatan permintaan gas global, dengan permintaan di Tiongkok dan India meningkat lebih dari 10% YoY. Penggunaan gas yang lebih tinggi di industri berkontribusi terhadap hampir 65% pertumbuhan permintaan global pada paruh pertama tahun ini.
Ini terutama didukung oleh ekspansi ekonomi di pasar Asia yang berkembang pesat, dimana penggunaan gas di sektor ketenagalistrikan tumbuh sebesar 2% YoY, karena peningkatan yang kuat di Amerika Utara, Asia, dan Eropa sebagian diimbangi oleh rendahnya pembangkit listrik berbahan bakar gas di Eropa.
Adapun, permintaan gas di sektor perumahan dan komersial tumbuh sebesar 1% YoY di tengah suhu hangat yang tidak sesuai musimnya pada kuartal pertama.
Meski demikian, pertumbuhan pasokan LNG global masih lesu pada paruh pertama tahun ini, hanya meningkat sebesar 2%, atau sekitar 6 miliar meter kubik, dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan ini sepenuhnya terkonsentrasi pada kuartal pertama karena produksi LNG meningkat sebesar 4,5% atau 6,5 bcm.
Sebaliknya, produksi LNG teratat turun sebesar 0,5%, atau 0,5 bcm pada kuartal II-2024. Ini merupakan penurunan kuartalan pertama sejak 2020, ketika lockdown yang disebabkan oleh pandemi covid-19 secara drastis mengurangi permintaan LNG dan menyebabkan pembatalan kargo secara luas.
Pada kuartal II-2024, penurunan produksi LNG sebagian besar disebabkan oleh kombinasi masalah pasokan gas umpan dan pemadaman listrik yang tidak terduga.
IEA memperkirakan pertumbuhan permintaan gas global akan turun di bawah 2% YoY pada paruh kedua tahun ini. Pelonggaran ini sebagian mencerminkan pemulihan permintaan secara bertahap, yang sudah berlangsung pada paruh kedua tahun 2023.
Sepanjang tahun ini, permintaan gas global diperkirakan akan tumbuh sebesar 2,5%, atau lebih dari 100 bcm. IEA memperkirakan terbatasnya peningkatan pasokan LNG global akan menahan pertumbuhan di pasar impor.
"Industri muncul sebagai kekuatan pendorong terpenting di balik permintaan global, karena penggunaan gas di sektor ketenagalistrikan diperkirakan hanya meningkat sedikit. Hal ini karena pertumbuhan di pasar Asia yang berkembang pesat dan negara-negara kaya gas alam di Afrika, Timur Tengah, dan Amerika Utara diperkirakan akan sebagian diimbangi oleh penurunan di Eropa," tulis laporan IEA, dikutip Minggu (21/7).