Kekhawatiran Permintaan Cina Tahan Harga Minyak di Bawah US$ 80 per Barel

Happy Fajrian
19 Agustus 2024, 18:37
harga minyak
Katadata/Muhammad Fajar Riyandanu
Button AI Summarize

Harga minyak turun pada Senin (19/8), dengan Brent bertahan di bawah US$ 80 per barel karena kekhawatiran atas permintaan di negara pengimpor minyak utama Cina membebani sentimen pasar.

Harga minyak mentah Brent turun 63 sen, atau 0,8%, menjadi US$ 79,05 per barel. Sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate AS turun 73 sen, atau 1%, menjadi US$ 75,92.

Kedua harga acuan turun hampir 2% pada Jumat lalu karena investor meredam ekspektasi pertumbuhan permintaan Cina sedangkan data AS menunjukkan bahwa inflasi sedang menurun meskipun belanja ritel kuat.

"Kekhawatiran terus-menerus tentang permintaan yang lambat di Cina menyebabkan aksi jual," kata Hiroyuki Kikukawa, presiden NS Trading, dikutip dari Reuters.

Dia menambahkan bahwa semakin dekatnya akhir musim puncak mengemudi di Amerika Serikat merupakan faktor lain yang membebani harga. "Namun, risiko pasokan dari ketegangan di Timur Tengah dan eskalasi perang Rusia-Ukraina menopang pasar," katanya.

Data bea cukai Cina menunjukkan bahwa ekspor solar dan bensin turun tajam pada Juli. Hal ini mencerminkan tingkat pemrosesan minyak mentah yang lebih rendah karena margin keuntungan yang lemah.

Data juga menunjukkan ekonomi Cina kehilangan momentum pada Juli, dengan harga rumah baru turun pada laju tercepat dalam sembilan tahun, produksi industri melambat dan pengangguran meningkat.

Hal itu telah memicu kekhawatiran di antara para pedagang tentang kemerosotan permintaan dari Cina, di mana kilang minyak menerapkan pemotongan tajam pada tingkat pemrosesan minyak mentah bulan lalu dalam menghadapi permintaan bahan bakar yang lesu.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Tel Aviv pada Minggu (18/8) dalam tur Timur Tengah lainnya untuk mendorong gencatan senjata di Gaza, tetapi Hamas meragukan misi tersebut dengan menuduh Israel merusak upaya gencatan senjata.

Negara-negara penengah - Qatar, Amerika Serikat dan Mesir - sejauh ini gagal mempersempit perbedaan yang cukup untuk mencapai kesepakatan dalam negosiasi yang berlangsung selama berbulan-bulan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...