Profil Djoko Siswanto, yang Baru Dilantik Bahlil Jadi Kepala SKK Migas
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia melantik Djoko Siswanto menjadi Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas atau SKK Migas, menggantikan Dwi Soetjipto. Djoko Siswanto adalah orang lama di dunia migas, posisi terakhirnya adalah Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional yang dijabat sejak 2019.
Profil Djoko Siswanto
Djoko Siswanto memiliki gelar dibidang doktor teknik perminyakan dari ITB dan merupakan lulusan MBA Specialist Oil & Gas Management dari Dundee University. Kariernya dimulai sebagai Petroleum Engineer di PT Sarana Putra Makmur pada 1990 setelah menyelesaikan S1 Teknik Perminyakan ITB. Ia kemudian bergabung di Direktorat Jenderal Migas pada 1992.
Djoko pun pernah menempati sejumlah posisi strategis di pemerintahan. Pada 2004, ia menjabat sebagai anggota Pokja Direktorat BBM BPH Migas. Ia kemudian dipilih menjadi Plh. Direktur Gas Bumi pada 2010 dan menjadi direktur BBM BPH Migas pada 2012-2013.
Setelah itu, Djoko menempati posisi Sekretaris BPH Migas pada 2013-2014, Direktur Gas Bumi BPH-Migas pada 2014-2015, dan Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas pada 2015-2016. Ia pun menempati posisi Plt. Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2019 - 2020.
Djoko juga pernah menjabat sebagai komisaris di sejumlah perusahaan migas, antara lain di PT PGN LNG, PT Donggi Senoro LNG, PT Elnusa, dan PT PLN Indonesia Power.
Tugas dari Bahlil
Bahlil mengatakan peningkatan lifting minyak dan gas bumi menjadi tugas utama kepala SKK Migas yang baru. Dia menyebut, ini sesuai dengan visi serta program besar dari Presiden Prabowo Subianto, yang ingin mewujudkan kedaulatan pangan, kedaulatan energi, hilirisasi dan makan bergizi gratis. Bahlil menyampaikan, kinerja lifting minyak nasional berada di 600 ribu barel per hari. Menurutnya angka ini sebetulnya masih bisa ditingkatkan.
"Sejauh ini ada 301 pemboran eksplorasi, 195 sumur di Pertamina dan sebagian tempat lain. Saya minta kepada Pak Joko yang baru dilantik untuk dituntaskan. Itu pekerjaan utama Bapak," kata Bahlil dalam siaran pers, dikutip Jumat (8/11).
Dia menyampaikan, salah satu upaya meningkatkan lifting migas adalah mengoptimalkan sumur-sumur idle yang saat ini masih belum diolah. Dia menginginkan segera terciptanya koordinasi dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang memiliki sumur idle.
"Sumur-sumur idle segera selesaikan, dikerjasamakan, dibincangkan sama KKKS, di-clear-kan. Yang sudah selesai eksplorasi teman-teman dari KKKS, kami sangat mengharapkan bantuan untuk bersama-sama demi program negara. Ini yang menjadi hal yang paling penting," katanya.
Bahlil juga menekankan pentingnya upaya terobosan dan kerja keras dalam mewujudkan peningkatan lifting. "Saya enggak mau tau caranya bagimana, kita harus mampu mewujudkan apa yang menjadi program pemerintah ini," ujar Bahlil.
Selain lifting, Bahlil juga meminta Djoko memangkas perizinan di sektor hulu migas. Djoko juga diminta memperkuat koordinasi dengan pihak-pihak terkait agar tidak timbul hambatan. "Pangkas semua aturan dan koordinasi yang menghambat eksplorasi ataupun untuk meningkatkan lifting. Sampaikan kepada saya dan kita selesaikan bersama-sama," ujar Bahlil.