PLN Tambah 5 PLTU Cofiring, Targetkan 3 Juta Ton Biomassa pada 2025
PT PLN (Persero) akan meningkatkan penggunaan cofiring biomassa di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara. Sekretaris Perusahaan PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), Mamit Setiawan mengatakan selama 2024, PLN telah menyalurkan 1,65 juta ton biomassa untuk cofiring dan menargetkan distribusi mencapai 3 juta ton pada 2025.
“Pada 2024, cofiring diterapkan di 47 PLTU, dan akan bertambah menjadi 52 PLTU di 2025,” ujar Sekretaris Perusahaan PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI), Mamit Setiawan, Senin (23/12).
Mamit mengatakan, biomassa yang digunakan mayoritas berasal dari limbah, seperti limbah kayu dari industri furniture, sawmill, plywood, serta limbah replanting kebun karet. Selain itu, PLN juga memanfaatkan limbah pertanian, termasuk sekam padi, cangkang sawit, cangkang kopi, tandan kosong kelapa sawit, pellet sekam padi, wood chip, serbuk batang singkong, bagasse tebu, dan serbuk aren.
PLN EPI juga menggunakan sampah atau bahan bakar jumputan padat (BBJP) di sejumlah PLTU sebagai alternatif batu bara. Hal ini memb
“BBJP sudah digunakan di PLTU Jeranjang dan Lontar, serta dalam campuran dengan serbuk kayu di PLTU Suralaya dan uji coba di PLTU Adipala,” jelas Mamit.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya PLN mendukung transisi energi hijau dan mengurangi ketergantungan pada batu bara. Dengan cofiring, emisi karbon diharapkan dapat ditekan seiring pemanfaatan sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
Selain itu, PLN juga terus menggandeng mitra industri dan komunitas lokal untuk memasok biomassa. Kolaborasi ini tidak hanya mendukung keberlanjutan lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat, khususnya di sektor pengelolaan limbah dan pertanian.