Amman Mineral Berharap Kembali Mendapatkan Relaksasi Ekspor Konsentrat Tahun Ini


PT Amman Mineral Internasional Tbk berharap pemerintah akan memberikan relaksasi ekspor konsentrat tembaga pada 2025. Penyebabnya, proses commissioning pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) perusahaan berjalan lambat dan kapasitas input konsentrat masih 40%.
Presiden Direktur Amman Mineral Internasional Rachmat Makkasau mengatakan pihaknya berhati-hati dalam melakukan uji coba pabrik tersebut. "Kami melakukan percobaan sana-sini untuk memastikan kapasitas bisa tercapai dengan cepat,” katanya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Rabu (19/2).
Amman sebelumnya telah mendapatkan relaksasi ekspor konsentrat tembaga yang masa berlakunya berakhir pada 31 Desember 2024. Akibat progres smelter yang berjalan lambat, stok tembaga perusahaan mencapai 200 ribu ton konsentrat.
Jika negara mengizinkan, Rachmat mengatakan, stok itu dapat dijual ke negara lain untuk memaksimalkan pendapatan negara. “Harapan kami progres commissioning dan start up bisa berjalan dengan baik dan cepat sehingga produk kami bisa diserap,” ujarnya.
Smelter yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, itu memiliki kapasitas pengolahan 900 ton konsentrat tembaga per tahunnya. Dari jumlah tersebut, pabrik dapat menghasilkan 220 ribu ton katoda tembaga, 801 ribu ton asam sulfat, 18 ton emas, 55 ton perak, dan 77 ton selenium. “Total investasi untuk pembangunan smelter ini sekitar US$ 1,4 miliar (Rp 22,91 triliun),” ujar Rachmat.
Fasilitas smelter dan pemurnian logam mulia Amman berdiri di kawasan seluas 272 hektare. Lokasinya berada 1,5 kilometer dari Pelabuhan Benete.