Belum Ada Pengeboran Baru, Pasokan Gas Bumi RI Diproyeksi Turun

Mela Syaharani
28 April 2025, 17:24
Petugas berjalan di areal stasiun gas R/S sektor 01 (Balkondes) saat perawatan rutin di Desa Wisata Berkelanjutan Karangrejo, Borobudur, Magelang , Jawa Tengah, Rabu (2/11/2022).Guna mendukung program destinasi super prioritas pemerintah dan mewujudkan ka
ANTARA FOTO/Anis Efizudin/rwa.
Petugas berjalan di areal stasiun gas R/S sektor 01 (Balkondes) saat perawatan rutin di Desa Wisata Berkelanjutan Karangrejo, Borobudur, Magelang , Jawa Tengah, Rabu (2/11/2022).Guna mendukung program destinasi super prioritas pemerintah dan mewujudkan kawasan wisata ramah lingkungan PT PGN Tbk membangun pipa gas sepanjang 3.900 meter untuk melayani 204 sambungan jaringan Gas Bumi rumah tangga dan homestay di kawasan wisata Borobudur.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT PGN (Tbk) atau PGN mengatakan keseimbangan pasokan gas bumi nasional mulai alami penurunan pada periode 2025 hingga 2035. Dalam paparannya, tren penurunan ini terjadi untuk pasokan di bagian Sumatra Utara, Sumatra bagian Selatan hingga Jawa Barat, serta Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Dari ketiga area tersebut, penurunan keseimbangan pasokan terbesar terjadi di Sumatra bagian Selatan hingga Jawa Barat. Defisit pasokan gas pada area ini sudah terjadi sejak 2025, sebanyak 177 mmscfd. Namun, angka penurunan pasokannya diprediksi mencapai 513 mmscfd pada 2035. 

Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko mengaku khawatir adanya penurunan pasokan tersebut.  “Kondisi defisit ini sudah terjadi sejak 2025 dan ini dipengaruhi atau disebabkan utamanya karena penurunan natural atau natural declining dari pemasok yang belum dapat diimbangi dengan temuan cadangan dan produksi dari lapangan gas bumi baru,” kata Arief dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR RI, dipantau secara daring pada Senin (28/4).

Sementara itu, di Sumatra bagian Utara, defisit pasokan gas akan mulai menurun pada 2028 hingga 2035. Angka puncak defisit pasokan gas mencapai 96 mmscfd.

“Untuk region Jawa bagian tengah dan Jawa bagian timur dapat kami sampaikan gas balance-nya juga cenderung akan mengalami defisit sejak di 2027 yaitu mulai dari minus 27 sampai minus 194 mmscfd di 2035,” ujarnya.

Dengan kondisi defisit pasokan yang belum diimbangi produksi dari lapangan gas baru, maka diperlukan solusi yang diperlukan adalah pasokan gas bumi yang berasal dari hasil regasifikasi LNG domestik.

“Makanya sejak pertengahan 2024, itu sudah kita minta dari SKK Migas dan ESDM untuk mendapatkan alokasi LNG baik dari Tangguh maupun dari Bontang,” ucapnya.

Berkurangnya Pasokan

Sebelumnya, PGN mengungkapkan bahwa pasokan gas transmisi tahun ini berpotensi berkurang hingga 7%. Arief menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan oleh natural declining atau penurunan produksi alami dari lapangan gas bumi yang menjadi sumber utama pasokan perusahaan.

"Utamanya kami banyak mengambil gas dari Blok Corridor Medco, yang pada 2025 ini produksinya diperkirakan menurun cukup tajam," ujar Arief.

Saat ini, PGN menguasai 91% pangsa pasar gas bumi nasional serta mengelola lebih dari 33 ribu kilometer pipa gas. Selain itu, perusahaan juga mengoperasikan 95% infrastruktur hilir gas bumi yang tersebar di 17 provinsi dan 74 kota/kabupaten, melayani lebih dari 830.000 pelanggan di seluruh Indonesia.

Untuk mengatasi defisit pasokan, PGN akan memanfaatkan pengadaan gas alam cair (LNG) domestik dari beberapa sumber utama, seperti Lapangan Tangguh, Bontang, dan Donggi Senoro.

"LNG yang akan dialokasikan ini berasal dari kargo ekspor yang mengalami pembatalan, yang sebelumnya sudah terikat kontrak dengan pembeli luar negeri. Misalnya, dari Tangguh, kontraknya dikurangi untuk memenuhi kebutuhan domestik," kata Arief.

Namun, ia mengakui bahwa penggunaan LNG dari pembatalan ekspor ini membuat PGN menanggung beban harga lebih tinggi. Meskipun demikian, ia memastikan bahwa pemenuhan pasokan gas domestik, termasuk melalui LNG, akan menjadi solusi jangka panjang.

"Khususnya untuk pasar yang belum terkoneksi dengan infrastruktur atau berada di daerah terpencil," tambahnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...