Bahlil Sebut Tambang Freeport yang Longsor Beroperasi Kembali April 2026
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memproyeksikan tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) milik PT Freeport Indonesia (PTFI) akan beroperasi tahun depan. GBC merupakan tambang yang mengalami longsor pada 8 September lalu
Longsor di tambang Freeport itu menyebabkan 800 ribu aliran lumpur mengalir ke dalam tambang bawah tanah GBC, sehingga mengakibatkan tujuh pekerja meninggal dunia.
“Kami targetkan (GBC beroperasi kembali) mungkin Maret atau April tahun depan,” kata Bahlil saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (14/11).
Selain GBC, produksi PTFI juga bersumber dari dua tambang lainnya yakni Deep Mill Level Zone and Big Gossan. Pasca longsor terjadi, seluruh kegiatan operasi tambang berhenti. Kendati demikian, kegiatan di dua tambang yang tidak longsor kini sudah mulai berjalan.
Menurutnya hal ini tidak masalah, sebab jarak tambang Deep Mill Level Zone and Big Gossan berada 6-7 kilometer dari GBC.
Dia menjelaskan sebelum izin operasi untuk GBC diberikan, pemerintah akan mengevaluasi dan membuat analisa. Dua hal tersebut saat ini sedang dilakukan oleh timnya.
Analisa ini digunakan untuk mengetahui penyebab longsor terjadi, termasuk juga dilakukan audit oleh tim ahli. Dari hasil tersebut maka pemerintah akan mengeluarkan rekomendasi yang berisi perbaikan kemudian dilakukan produksi.
“Kami tidak ingin sembarangan (memberikan izin operasi), nanti kalau ada (insiden) lagi siapa yang bertanggung jawab? Ini masalahnya nyawa orang, bukan hanya bisnis semata,” ujarnya.
Prediksi Perusahaan
Freeport McMoran (FCX), induk perusahaan PT Freeport Indonesia (PTFI) sebelumnya memprediksi tambang GBC baru bisa beroperasi kembali pada 2027.
PTFI saat ini sedang mengevaluasi dampak insiden ini terhadap rencana produksi masa depan. Akibat longsor, perusahaan memperkirakan ada revisi jumlah produksi yang bergantung pada jadwal perbaikan dan pemulihan bertahap.
Perusahaan menjelaskan berdasarkan penilaian awal, dampak longsor ini kemungkinan mengakibatkan penundaan produksi yang signifikan (kuartal IV 2025 dan tahun 2026).
“Kembalinya tambang (GBC) ke tingkat operasi sebelum insiden berpotensi tercapai pada 2027,” kata perusahaan dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (25/9).
Berdasarkan data FCX, tambang GBC memiliki komposisi 50% dari cadangan mineral yang ada di PTFI hingga 2024. Hasil tambang ini mewakili 70% produksi tembaga dan emas yang diperkirakan hingga 2029.
Longsor ini terjadi di salah satu dari lima blok produksi di GBC. Namun mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung produksi blok lain di GBC. Produksi PTFI saat ini berasal dari tiga tambang, yakni GBC, Deep Mill Level Zone and Big Gossan.
“PTFI memperkirakan tambang Big Gossan dan Deep MLZ yang tidak terdampak longsor bisa memulai kembali operasinya pada pertengahan kuartal empat 2025,” ujar perusahaan.
