Pertamina Hulu Rokan Catat Produksi Sumur Pinang East-2 Capai 2.648 BOPD
PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) kembali mencatat kinerja positif dalam menjaga ketahanan energi nasional di Wilayah Kerja (WK) Rokan. Perusahaan melaporkan produksi sebesar 2.648 barel minyak per hari (BOPD) dari sumur Pinang East-2 atau Pinang-70.
Hasil uji produksi Pinang-70 dinilai menggembirakan karena seluruh output berasal dari crude oil tanpa kandungan air maupun gas. Capaian ini mengikuti keberhasilan sumur eksplorasi sebelumnya, Pinang East-1, yang menghasilkan 2.350 BOPD dengan water cut 6% dari lapisan reservoir Formasi Bekasap.
GM Zona Rokan PHR, Andre Wijanarko, mengatakan capaian tersebut memberikan kontribusi terhadap peningkatan cadangan dan produksi minyak nasional. “Keberhasilan ini memberikan optimisme besar bagi industri migas. Pencapaian ini merupakan hasil kerja keras dan inovasi para pekerja dalam menjaga ketahanan energi nasional,” ujarnya.
Untuk mendukung strategi swasembada energi, PHR terus mendorong inovasi di sektor hulu. Sumur Pinang-70 dibor menggunakan teknik directional drilling dengan konsep pengembangan infill reduce spacing.
Menurut Andre, langkah ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam intensifikasi eksplorasi dan pengembangan yang mulai membuahkan hasil. “Ini bukti dedikasi tinggi seluruh tim PHR dalam mencapai target produksi,” katanya.
PHR menilai capaian terbaru ini mengindikasikan potensi cadangan migas yang cukup menjanjikan di Zona Rokan. Perusahaan juga tengah melanjutkan pengembangan melalui sumur Pinang East-3 (Pinang-71), yang saat ini masih dalam proses pemantauan. Minyak dari Lapangan Pinang East disalurkan melalui jaringan pipa menuju Pinang GS sebelum diteruskan ke Bangko GS.
PHR memastikan seluruh kegiatan pemboran dan pengembangan sumur di Lapangan Pinang East berjalan aman dan sesuai standar operasi. Keselamatan kerja tetap menjadi prioritas utama dalam operasional perusahaan.
Adapun PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) adalah anak usaha Pertamina di bawah Subholding Upstream PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang berfokus pada kegiatan hulu migas. PHR berdiri sejak 20 Desember 2018 dan resmi mengelola WK Rokan setelah alih kelola dari operator sebelumnya pada 9 Agustus 2021. Masa pengelolaan ditetapkan selama 20 tahun hingga 8 Agustus 2041.
Wilayah operasi WK Rokan mencakup area sekitar 6.200 km² di tujuh kabupaten/kota di Provinsi Riau, dengan 80 lapangan aktif, 11.300 sumur, dan 35 gathering station. WK Rokan menyumbang sekitar seperempat produksi minyak mentah nasional atau sepertiga produksi Pertamina.
Selain kontribusi energi, PHR menjalankan program tanggung jawab sosial dan lingkungan di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi masyarakat, dan pengelolaan lingkungan.
