Freeport Proyeksi Pendapatan Tahun Ini Turun 25% Imbas Tambang Longsor

Andi M. Arief
24 November 2025, 17:33
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas berjalan usai penuhi panggilan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (30/7/2025). Dalam keterangannya Tony Wenas menyampikan bahwa pertemuan dengan Presiden batal terlaksana.
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/tom.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas berjalan usai penuhi panggilan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (30/7/2025). Dalam keterangannya Tony Wenas menyampikan bahwa pertemuan dengan Presiden batal terlaksana.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Freeport Indonesia atau PTFI memproyeksikan penurunan pendapatan pada tahun ini akan lebih besar dari rencana, yakni dari US$ 10,42 miliar menjadi US$ 8,51 miliar akibat bencana longsor. Dengan demikian, pendapatan PTFI diperkirakan anjlok lebih dari 25% dibandingkan capaian 2024 senilai US$ 11,4 miliar.

Direktur Utama PTFI Tony Wenas menilai penurunan pendapatan tersebut telah tertahan oleh peningkatan harga komoditas di pasar global dari proyeksi awal, yakni tembaga sebesar 19% dan emas hingga 80%. Pada saat yang sama, Tony menghitung produksi tembaga sepanjang tahun ini akan susut hingga 30% dari rencana awal sebesar 770.000 ton menjadi 537.000 ton, sementara itu produksi emas anjlok 50% menjadi 33 ton.

"Kami sebelumnya merencanakan pendapatan penjualan mencapai US$ 10,4 miliar. Walaupun produksi tembaga susut 30% dan emas turun 50% dari rencana, pendapatan penjualan hanya turun 18% dari rencana atau menjadi sekitar US$ 8,5 miliar," kata Tony dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR, Senin (24/11).

Walaupun pendapatan turun, Tony menunjukkan setoran PTFI ke kas negara justru naik dari rencana awal tahun ini dari US$ 3,7 miliar menjadi US$ 4,1 miliar. Menurutnya, hal tersebut disebabkan oleh kelanjutan cicilan pajak penghasilan perseroan pada 2024.

Tony menjelaskan penurunan produksi tembaga dan emas disebabkan oleh longsor lumpur bijih basah terjadi di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave atau GBC pada 8 September 2025. Dengan demikian, kapasitas produksi bijih PTFI susut dari 220.000 ton per hari menjadi hanya 70.000 ton per hari.

Dia menyampaikan PTFI saat ini mendapatkan bijih dari dua tambang di kompleks yang sama dengan GBC, yakni tambang Big Gossan dengan kapasitas 60.000 ton bijih per hari dan tambang DMLZ sekitar 10.000 ton bijih perhari.

Berdasarkan laporan keuangan Freeport McMoran atau FCX , bencana longsor tersebut diperkirakan mengurangi produksi tembaga PTFI hingga 90 juta pon pada Juli-September 2025. Adapun produksi emas PTFI diproyeksikan susut 80.000 ons pada kuartal ketiga tahun ini.

Adapun PTFI berkontribusi hampir 70% dari pendapatan operasional FCX. Namun pendapatan operasional FCX tercatat tumbuh 1,53% secara tahunan pada Januari-September 2025 menjadi US$ 5,7 miliar atau hampir Rp 95 triliun.

Peningkatan tersebut didorong oleh harga komoditas tembaga asal PTFI yang melonjak secara tahunan. FCX mendata harga  tembaga asal Indonesia naik 4,25% secara tahunan pada Januari-September 2025 menjadi US$ 442 per pon, sementara harga emas tumbuh 42,13% menjadi US$ 3.357 per ons.

FCX memprediksi produksi tembaga hanya akan mencapai 1,2 miliar pon tembaga dan 1 juta ons emas pada tahun ini. Sebab, bencana longsor dinilai akan membuat kegiatan produksi di Grasberg minimal lantaran proses investigasi dijadwalkan rampung pada 18 November 2025.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Andi M. Arief

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...