Pertamina Mulai Injeksi Chemical EOR ke Sumur Minas A, Tambah Produksi Harian

Mela Syaharani
23 Desember 2025, 19:38
Pekerja Pertamina Hulu Rokan (PHR) memantau proyek fasilitas teknologi Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) di Gathering station (GS-1) Minas , Riau, Rabu (24/9/2025). Pertamina Hulu Rokan (PHR) menargetkan akan melakukan injeksi surfaktan dengan teknolo
ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/nz.
Pekerja Pertamina Hulu Rokan (PHR) memantau proyek fasilitas teknologi Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR) di Gathering station (GS-1) Minas , Riau, Rabu (24/9/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Pertamina (Persero) meresmikan injeksi perdana proyek chemical enhanced oil recovery (CEOR) di Lapangan Minas Area A, Duri, Riau pada Selasa (23/12). Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto mengatakan hasil injeksi ini akan menghasilkan tambahan produksi minyak sebanyak 2.800 barel per hari (bph).

Hasil injeksi ini akan mulai menambah produksi setelah enam bulan dilakukan. Djoko menyebut jumlah produksi minyak dari Lapangan Minas saat ini mencapai 28.000 bph. Adapun komponen CEOR sepenuhnya diproduksi dari dalam negeri. 

“Nanti dengan suksesnya CEOR akan meningkatkan (produksi minyak) dua kali lipat,” kata Djoko dalam acara peresmian injeksi perdana CEOR, Blok Rokan, Riau, Selasa (23/12).

CEOR merupakan proses penginjeksian tiga komponen kimia yakni alkali, surfaktan, dan polimer ke dalam lapisan penyimpanan minyak bumi atau reservoir. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kadar pengangkatan minyak dari lapisan tersebut.

Sumur Minas sudah mulai berproduksi pada 1944, hingga saat ini baru 56% cadangan minyak yang sudah dikeluarkan. Sisa potensinya masih melekat di pori-pori batuan reservoir.

Djoko menyampaikan tingkat perolehan atau recovery factor di Lapangan Minas mencapai 56%, melalui injeksi CEOR maka akan didapatkan tambahan perolehan 16%. Dengan begitu,  total tingkat perolehan mencapai 72%.

Hingga hari ini nilai investasi yang sudah dikeluarkan untuk pengembangan teknologi CEOR di Rokan mencapai US$ 300 juta atau Rp 5 triliun. Angka ini terhitung sejak awal pengembangan CEOR oleh Pertamina.

Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Oki Muraza mengatakan CEOR digunakan untuk meningkatkan produksi minyak di lapangan minyak tua, salah satunya Minas yang dikelola oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Pada saat ditemukan pertama kali, potensi minyak di Lapangan Minas mencapai 9 miliar barel, saat ini masih tersisa 4 miliar barel.

“Saat ini produksi PHR 150 ribu bph, insya allah (setelah injeksi CEOR), produksi minas saja sekitar 150 ribu bph pada puncaknya,” kata Oki dalam kesempatan yang sama.

Setelah Lapangan Minas A, Pertamina berencana menerapkan teknologi CEOR ke lapangan minyak lainnya yang ada di Blok Rokan. Mulai dari Minas B, C, D, Balam South, Bangko, Petani.

Dia berharap injeksi CEOR ke lapangan-lapangan minyak ini bisa menambah potensi cadangan 800 juta barel minyak di Blok Rokan.

“Di 2030, mudah-mudahan Lapangan Minas bisa menghasilkan minyak 50 ribu bph,” ujarnya.

PHR saat ini menjadi produsen minyak terbanyak di Indonesia. Berdasarkan data SKK Migas, per Desember 2025 total produksi minyak mencapai 151 ribu bph, mengalahkan produksi Exxonmobil di Cepu dengan jumlah produksi sebesar 147 ribu bph.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Mela Syaharani

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...