Indonesia Gandeng Argentina Demi Tekan Defisit Neraca Dagang
Pemerintah menjalin kerja sama dengan Argentina demi menekan defisit neraca perdagangan. Kerja sama antara Indonesia dan Argentina menurut Menteri Perdagangan (Mendag) diwujudkan dengan meningkatkan counter trade atau keseimbangan ekspor dan impor kedua negara.
"Mereka berharap kita masih membeli banyak produk Argentina. Lalu, saya mengatakan kepada Argentina, harus ada keseimbangan. Indonesia akan menyerap produk Argentina, dan Argentina juga menyerap produk Indonesia," ujar Mendag Enggartiasto Lukita di Jakara, Senin (27/5).
Oleh karena itu, pemerintah mendorong joint feasibility study dengan Argentina. Artinya, perjanjian perdagangan kedua negara ditingkatkan dengan memberlakukan tarif yang rendah untuk produk impor masing-masing negara.
Joint feasibilty study akan dilakukan dengan Mercosur (persatuan negara-negara Amerika Selatan) dan perjanjian bilateral Indonesia-Argentina.
Joint feasibility study ini ditargetkan selesai dalam beberapa bulan ke depan. Selain itu, joint working group akan dilakukan dengan membahas setiap kasus untuk counter trade yang akan dilakukan.
Enggar pun mengatakan skema kerja sama yang dilakukan tidak menggunakan skema government to government (G-to-G), karena skema ini memakan waktu lama.
Ia menjelaskan, bila membangun kerja sama G-to-G diperlukan pembahasan antar kementerian dan lembaga. Sementara itu, kerja sama harus dilakukan dengan cepat agar tidak tertinggal dengan negara tetangga.
(Baca: Atasi Defisit Neraca Dagang, Jokowi Ajak Pengusaha Dorong Ekspor)
"Terlebih lagi, prospek ekonomi dunia diperkirakan melambat. Inflasi di AS pasti naik sehingga daya beli akan turun," ujarnya.
Argentina merupakan mitra penting bagi Indonesia, salah satunya sebagai pintu masuk produk Indonesia ke pasar Amerika Latin. Di antara produk yang akan didorong ekspornya ke Argentina adalah tekstil dan buah tropis. Di luar itu, Indonesia juga mengekspor mesin dan peralatan listrik ke Argentina.
Selain itu, Indonesia juga akan mendorong ekspor ke Argentina guna menekan defisit neraca dagang antara Indonesia-Argentina yang tahun lalu mencapai US$ 1,2 miliar. Defisit tersebut disebabkan hambatan perdagangan tarif dan non-tarif, isu dumping, konektivitas dan kendala bahasa.
Selama ini, Argentina merupakan negara tujuan ekspor terbesar kedua bagi Indonesia di kawasan Amerika Selatan. Total perdagangan kedua negara pada 2018 sebesar US$ 1,68 miliar atau meningkat 17,96% dibandingkan 2017. Sedangkan Foreign Direct Investment (FDI) Argentina di Indonesia tercatat sebesar US$ 140 ribu.
Tiga produk ekspor utama Indonesia ke Argentina tahun lalu, yaitu alas kaki dan produk alas kaki (US$ 71,47 juta), karet dan produk karet (US$ 46,79 juta), serta mesin dan peralatan listrik (US$ 46,3 juta).
Sementara, tiga produk utama yang diimpor Indonesia dari Argentina yakni bungkil dari minyak kedelai (US$ 934,98 juta), sereal (US$ 220 juta), serta katun (US$ 51,2 juta).
(Baca: Kemendag: Defisit Neraca Dagang karena Pelemahan Permintaan Global)