Australia Optimistis Kemitraan Dagang dengan RI Segera Diteken
Pemerintah Australia optimis perjanjian kerja sama Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IA-CEPA) tetap akan segera diteken sesuai rencana. Penandatanganan perjanjian perdagangan bebas Indonesia-Australia sempat tertunda karena kabar rencana pemindahan Kedutaan Besar Australia ke Yerusalem.
"Saya pikir waktunya akan datang. Ini hanya soal kapan kesepakatan tersebut ditandatangani ujar Wakil Duta Besar Australia untuk Indonesia, Allastar Cox, usai menghadiri dialog Australia-Indonesia-Belanda di Jakarta, Selasa (18/12).
(Baca: Indonesia Dorong Perundingan Kerja Sama Ekonomi Regional Tuntas 2019)
Secara subtansi kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia sudah disetujui oleh kedua belah pihak. Karenanya, hubungan dagang antara Indonesia dan Australia memiliki sejumlah potensi untuk terus digali.
"Begitu juga dengan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement atau IA-CEPA yang telah selesai dinegosiasikan kedua negara pada Agustus," ujar dia.
(Baca: Negosiasi 7 Tahun, Perjanjian Perdagangan Bebas RI-Eropa Siap Diteken)
Dalam kunjungan Perdana Menteri Scott Morrison pada Agustus lalu, Indonesia dan Australia menyepakati IA-CEPA yang ditandai dengan ditekennya deklarasi bersama oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito dan Menteri Perdagangan dan Pariwisata dan Investasi Australia Simon Birmingham. Adapun penandatanganan itu disaksikan Presiden Joko Widodo dan PM Morrison.
Setelah dibahas selama lebih dari satu dekade, kesepakatan perdagangan IA-CEPA itu rencananya akan disepakati kedua negara sebelum akhir tahun ini.
Namun,perjanjian dagang bilateral senilai US$11,4 miliar (Rp17,3 triliun) tersebut tertunda, disinyalir karena rencana pemindahan Kedutaan Australia ke Yerusalem sehingga menyebabkan hubungan kedua negara merenggang.