Bandara hingga Rel Kereta, Ini Daftar Infrastruktur Jokowi di Kemenhub
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menyelesaikan sejumlah proyek infrastruktur selama empat tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) – Jusuf Kalla (JK). Proyek-proyek tersebut merupakan infrastruktur pendukung angkutan darat, laut dan udara.
Dari data Kemenhub, sebanyak 65 terminal bus tipe A telah direhabilitasi. Selain itu, pemerintah juga membangun 21 pelabuhan penyeberangan, hingga 104 pelabuhan non komersil. Di bidang perkeretaapian, Kemenhub telah mereaktivasi dan membangun 735,1 kilometer rel, serta rehabilitasi 394,6 kilometer jalur kereta.
Ada pula pembangunan stasiun serta bangunan operasional kereta api di 45 lokasi. Bukan hanya itu, Kemenhub juga menyebut 10 bandara baru telah dibangun sepanjang selama 2015-2018. Bersamaan dengan itu, ada pula 408 kegiatan revitalisasi bandara.
Kemenhub juga menyediakan 1.918 unit bus rapid transit, menyediakan 14 unit kapal penyeberangan, 5 unit bus air, serta 100 unit kapal tol laut. "Jadi sudah banyak perkembangan signifikan," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Jakarta, Kamis (13/12).
(Baca: Pemerintah Siapkan 10 Proyek Infrastruktur Kerja Sama Swasta di 2019)
Tahun depan, ia menargetkan beberapa proyek transportasi akan rampung. Proyek tersebut terdiri dari 7 lintasan kereta perintis, pembangunan pelabuhan di 39 lokasi, pengembangan dan pembangunan di 42 lokasi, hingga pembangunan terminal bus Jatijajar. "Seperti kereta api di Sulawesi sudah dimulai," kata Budi.
Ke depan, Kementerian Perhubungan juga mendorong pembangunan infrastruktur dengan memanfaatkan pembiayaan swasta melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). "Dengan investasi dan konsesi profesionalisme juga akan meningkat," kata Budi.
Beberapa proyek yang siap dibiayai dengan model pendanaan tersebut antra lain pelabuhan Bau-Bau (Sulawesi Tenggara), Pelabuhan Anggrek (Gorintalo), kereta Makassar - Pare-Pare, Bandara Komodo, Transit Oriented Development (TOD) Poris Plawad, hingga pekerjaan proving groun pada Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB).
Sementara, Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri mengatakan, pencapaian ini baru mencakup 54% dari target yang harus dicapainya hingga tahun depan. Ia menjelaskan hal ini lantaran kurangnya anggaran untuk membangun infrastruktur rel. "Tapi tahun depan 300 kilometer tetap terbangun," kata Zulfikri.