Peretail Incar Omzet Rp 120 Triliun dari Program Hari Belanja
Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) akan menggelar Hari Belanja Diskon Indonesia pada 8 Agustus 2018 hingga 2 September 2018. Peritel menargetkan mampu meraih transaksi sebesar Rp 120 triliun dalam program tahunan yang dihelat bertepatan dengan event Asian Games tersebut.
Ketua Hippindo Budihardjo Iduansjah optimistis bisa mencapai target yang ditetapkan tahun ini. “Kami didukung event Asian Games ditambah dengan program diskon besar,” kata Budi di Jakarta, Jumat (8/6).
Diperkirakan nilai transaksi yang bisa didapat dari program diskon yang digelar selama sekitar 25 hari tersebut mencapai Rp 100 triliun. Sedangkan Asian Games diprediksi mampu menyumbang kenaikan omzet atau transaksi hingga 20%. Sebab, program ini tak hanya berpotensi menarik perhatian konsumen lokal, melainkan officials, para atlet, serta wisatawan asing. Mereka yang datang nantinya juga akan disertai fasilitas Value Added Tax (VAT).
(Baca : Masih Dibayangi Pelemahan, Industri Retail Dipatok Tumbuh 6%)
“Para turis yang tahu ada pengembalian uang akan berbelanja lebih,” ujar Budi.
Selain itu, Budi mengaku optimistis karena berkaca pada capaian Hari Belanja Diskon Indonesia tahun lalu omzet bisa mencapai target Rp 20 triliun hanya dalam waktu empat hari. Yang mana pada Agustus 2017, diperkirakan ada peningkatan perputaran uang sebesar 3% di Jakarta dan 1,5% di seluruh Indonesia.
Dia pun mengungkapkan acara diskon tahunan ini juga bertujuan untuk kembali menggairahkan aktivitas belanja di pusat perbelanjaan. Selain itu, waktunya yang juga bertepatan dengan perayaan hari belanja online itu juga diharapkan bisa menjadi ajang kompetisi sehat denga peritel online.
(Baca : Manuver Retail Modern di Tengah Perubahan Gaya Hidup)
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan penyelenggaraan hari diskon bisa menjadi sarana mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, sektor ritel, dan peningkatan daya beli masyarakat. “Ini dapat memacu daya beli masyarakat yang akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Enggar.
Dia menjelaskan sektor retail, kuliner, dan hiburan masih mampu menggali potensi pasar secara maksimal, serta menggairahkan sektor perdagangan dan pariwisata sehingga dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena, merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama 2018 naik sebesar 5,06%, sedikit lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2017 yang tumbuh 5,07%.