Menteri Enggar Minta Mal Berinovasi Agar Menyaingi E-Commerce
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita berharap mal bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital. Fungsi mal sebagai pusat perbelanjaan harus mulai dikurangi dan disiapkan alternatif lain karena terpaan e-commerce.
"Pusat perbelanjaan sendiri harus sudah ada pergeseran, kalau sekadar belanja sekarang sudah ada online makanya sekarang harus sekaligus tempat hang-out," kata Enggar usai membuka Pasar Kreasi Indonesia di Plaza Indonesia, Jakarta, Rabu (30/8).
Menurut dia, strategi perluasan variasi penjual yang ada di mal akan menarik pengunjung supaya tetap datang. Pasalnya, alasan untuk datang ke mal merupakan salah satu hal yang harus diperhitungkan. Dia juga mengaku sedang menyiapkan peraturan untuk e-commerce agar penjualan secara online dan offline bisa saling melengkapi.
(Baca juga: Mewabahnya E-Commerce Geser Tren Properti dari Toko ke Gudang)
Selain itu, Enggar menjelaskan pameran-pameran industri kecil menengah (IKM) punya daya tarik yang kuat untuk mengundang pengunjung. Terlebih, kehadiran IKM di mal besar juga memberikan kesempatan kepada industri baru untuk berkembang.
"Kehadiran IKM malah mendatangkan orang-orang yang mencintai produk asli Indonesia," ujarnya lagi.
Dia berharap IKM bisa bersaing di tingkat nasional dan menjadi salah satu cara IKM untuk promosi serta peningkatan akses pasar. Salah satunya adalah pameran Pasar Kreasi Indonesia.
Akses pasar dapat terbuka lebar karena pengunjung mal prestisius seperti Plaza Indonesia adalah para pengusaha dan orang asing. Sehingga potensi ekspor produk juga meningkat karena dampaknya yang besar.
(Baca juga: Perbankan dan Asuransi Adaptasi Perilaku Millenial di Era Digital)
Sementara, Chairman Plaza Indonesia Foundation Arnes Lukman mengaku senang bisa menyediakan tempat untuk pameran dan juga sebagai strategi bisnis yang orientasinya kegiatan ekspor. "Kami akan memberikan ruang kepada pelaku pasar," ungkapnya.
Pasar Kreasi Indonesia diharapkan juga dapat memicu inisiatif upaya pelaku industri untuk bekerja sama dengan produsen lokal untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Salah satunya, sambung Arnes, adalah sinergi untuk meningkatkan daya saing supaya permintaan pasar yang beragam dapat terakomodasi.