Telkom Minta Maaf, Gangguan Satelit Hingga 10 September 2017
Satelit Telkom 1 milik PT Telkom Indonesia mengalami gangguan karena masa berlakunya telah melewati batas operasi. Akibatnya, ribuan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) tak berfungsi. Meski upaya perbaikan telah dilakukan, beberapa gangguan diperkirakan masih akan terjadi hingga dua pekan ke depan.
Awalnya, satelit Telkom 1 yang diluncurkan pada 1999 hanya memiliki waktu beroperasi selama 15 tahun. Namun, evaluasi dan konsultasi Lockheed Martin, produsen Telkom 1, satelit dapat beroperasi normal hingga 2019.
Direktur Utama Telkom Alex Sinaga menyatakan, pihaknya bakal mengalihkan pelanggan yang menggunakan Telkom 1 ke satelit Telkom 2 dan satelit Telkom 3S serta satelit swasta lainnya. "Proses migrasi telah dilakukan pada 26 Agustus dan akan selesai pada 30 Agustus," kata Alex kepada wartawan di Graha Merah Putih, Jakarta, Senin (28/8).
(Baca: Gangguan Satelit, BCA Gratiskan Biaya Tarik Tunai di ATM Bank Lain)
Menurut catatan Telkom, satelit Telkom 1 memiliki 63 pelanggan dengan jumlah ground segment sekitar 15 ribu titik. Ada 8 pelanggan penyedia Very Small Aperture Terminal (VSAT) yang menangani 12.030 site dengan rincian lembaga pemerintah, pelayanan publik seperti perbankan dan penyiaran, dan perusahaan swasta.
Proses migrasi akan dilakukan dengan menyediakan 36 transponder pengganti untuk diarahkan ke satelit lain. Menurut Alex, proses pengarahan ulang 15 ribu antena bakal memakan waktu sekitar 10 hari setelah pergantian transponder selesai dilakukan pada 30 Agustus.
Oleh karena itu, dia menyatakan permintaan maaf karena masalah gangguan yang masih akan berlangsung. "Sampai nanti 10 September masih ada jaringan yang terganggu," ucapnya. (Baca: ATM Offline Imbas Satelit Error, BI Jamin Sistem Pembayaran Aman)
Menurut Alex, pergantian transponder tidak akan memengaruhi data karena fungsi migrasi hanya berlaku sebagai konektivitas. Sehingga dia meyakinkan supaya para pelanggan tidak perlu khawatir.
Dia berjanji pihak Telkom bakal mengabarkan kabar terbaru tentang proses pengarahan ulang antena. Targetnya, ada 1.500 unit site antena yang bakal diarahkan ulang setiap harinya sampai selesai.
Rencananya, satelit Telkom 2 dan satelit Telkom 3S bakal menampung 77 persen kapasitas pindahan dari satelit Telkom 1. Sisanya sebanyak 23 persen bakal diakomodasi oleh satelit sewaan yang berasal dari negara lain.
Alex mengaku Indonesia masih kekurangan satelit karena negara yang luas dan teknologi digital yang berkembang. Sehingga, pihak Telkom akan segera meluncurkan satelit Telkom 4 pada tahun depan.
Telkom 2 diluncurkan pada 2005 dan masih memiliki waktu operasi hingga 2020. Sedangkan Telkom 3S baru diluncurkan pada awal tahun ini. "Peluncuran Telkom 3S dilakukan untuk mengurangi ketergantungan terhadap satelit asing dan akhirnya kita mempersiapkan Telkom 4," kata Alex.
Satelit Telkom 1 diluncurkan oleh Lockheed Martin yang juga melakukan evaluasi dan konsultasi. Sebelumnya, pada 2014 dan 2016, telah dilakukan evaluasi yang menyatakan satelit bisa beroperasi dalam kondisi normal dan berbahan bakar cukup untuk beroperasi hingga 2019.
Ke depannya, pihak Telkom yang sedang melakukan investigasi akan mengumumkan keadaan satelit Telkom 1. "Tidak tertutup adanya kemungkinan satelit Telkom 1 tidak dapat beroperasi dengan normal kembali," tutur Alex.