Laba Naik di Tengah Penurunan Harga
KATADATA ? PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA)berhasil meraih laba bersih sebesar Rp 542 miliar sepanjang kuartal I tahun ini. Laba bersih perseroan naik 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang hanya Rp 498 miliar.
Pendapatan perseroan juga naik 11 persen, menjadi Rp 3,09 triliun dibandingkan pendapatan pada kuartal I-2013 yang hanya Rp 2,77 triliun.
Sekretaris Perusahaan Bukit Asam Joko Pramono, dalam keterangannya mengatakan peningkatan penjualan ini terjadi, salah satunya karena meningkatnya produksi dan pembelian batu bara, serta harga rata-rata produk perseroan.
Menurut Joko, perseroan cukup bangga dengan kinerja tersebut. Mengingat, peningkatan kinerja tersebut terjadi saat indeks harga batu bara dunia sedang menurun.
"Perseroan meraih net profit margin (margin laba bersih) sebesar 17 persen, diyakini sebagai margin tertinggi dibandingkan (perusahaan) tambang batu bara lainnya," ujar Joko. Menurutnya, perolehan margin laba bersih yang lebih tinggi dari perusahaan tambang batu bara lainnya ini juga terjadi pada tahun lalu.
Joko mengatakan keberhasilan kinerja perseroan ini didukung oleh strategi optimasi penambangan dan strategi pemasaran dengan menerapkan tujuh market brand. Strategi ini berhasil meningkatkan harga jual rata-rata tertimbang batu bara menjadi Rp 733.396 per ton, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 613.810 per ton.
Kinerja keuangan juga didukung oleh efisiensi melalui optimasi penambangan, di antaranya dengan mengoptimalkan pemakaian peralatan operasional yang menggunakan listrik. Pembangkit listrik yang dibangun perseroan sudah bisa memasok kebutuhan listrik operasional, bahkan sisanya dijual.
Membaiknya kinerja perseroan juga diimbangi dengan peningkatan transportasi batu bara oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero). Pada kuartal I-2014, volume angkut batu bara perseroan tercatat sebesar 3,41 juta ton. Volume tersebut lebih tinggi 8 persen, dari 3,15 juta ton pada kuartal I-2013.
Tahun ini perseroan menargetkan volume penjualan sebesar 24,7 juta ton. Perseroan cukup optimistis mengejar target, yang lebih tinggi 39 persen dibandingkan penjualan tahun lalu yang hanya 17,8 juta ton.
"Hal ini ditopang dengan selesainya sejumlah infrastruktur operasional, khususnya infrastruktur di Pelabuhan Tarahan, menuju peningkatan kapasitas pelabuhan menjadi 25 juta ton, dari sebelumnya 13 juta ton per tahun," ujar Joko.