Holcim-Semen Andalas Belum Tentu Akan Merger
KATADATA ? Rencana penggabungan usaha (merger) dua raksasa semen dunia, Holcim Ltd dan Lafarge SA, dinilai belum akan berpengaruh terhadap emiten PT Holcim Indonesia Tbk. Kesepakatan merger baru pada tataran holding perusahaan, dan belum tentu hingga ke anak perusahaan.
?Di Indonesia belum lihat ada pengaruhnya , karena belum ada keputusan resmi dan baru di tingkat holding,? kata analis Valbury Asia Securities Budi Rustanto saat dihubungi Katadata, Selasa (8/4).
Di Indonesia, kedua perusahaan semen global tersebut memiliki anak perusahaan. Holcim masuk ke Indonesia pada 2001, dengan mengakuisisi PT Semen Cibinong Tbk, yang kemudian mengganti namanya menjadi PT Holcim Indonesia pada 2006. Saat ini Holcim Indonesia mengoperasikan tiga pabrik berkapasitas 12,5 juta ton di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Sama halnya dengan Lafarge yang masuk ke Indonesia dengan mengakuisisi PT Semen Andalas Indonesia pada 1994. Pada 2004, pabrik semen Lafarge terkena Tsunami di Aceh. Baru pada 2010, rekonstruksi pabrik berkapasitas 1,6 juta ton tersebut selesai dan mulai berproduksi. Saat ini, Lafarge sedang melakukan pembangunan pabrik di Sumatera Utara dengan kapasitas sekitar 1,5 juta ton.
Menurut Budi, jika Holcim Indonesia dan Semen Andalas ikut dimerger seperti induk perusahaannya, maka akan memberikan tambahan pangsa pasar Holcim. Pada 2013, pangsa pasar Holcim sebesar 14 persen, sedangkan Semen Andalas sebesar 2,4 persen.
Dia menambahkan, kedua perusahaan akan saling mengisi dalam jaringan pemasaran. Holcim untuk wilayah Jawa, sedangkan Semen Andalas di Sumatera. Hal ini akan meningkatkan efisiensi, sehingga lebih memudahkan kegiatan operasional.
?Tapi ini masih potensi, dan belum tentu terealisasi. Karena tidak semudah itu untuk melakukan merger anak perusahaan,? kata Budi. ?Dan sampai saat ini belum ada keputusan resmi dari Holcim.?
Pada perdagangan sesi pagi, Selasa (8/4), saham Holcim Indonesia hingga pukul 11.17 tercatat turun 15 poin atau 0,5 persen dibandingkan pentutupan hari sebelumnya sebesar Rp 2.925 per saham. Pada perdagangan kemarin, saham emiten berkode SMCB tersebut naik 5,03 persen didorong sentimen merger induk perusahaannya dengan raksasa semen asal Prancis Lafarge SA.
Jannus Onggung Hutapea, Sekretaris Perusahaan Holcim Indonesia, mengatakan merger induk perusahaan masih dalam tahap pembicaraan. ?Belum ada kesepakatan yang tercapai dan jaminan yang dapat diberikan bahwa hasil diskusi-diskusi tersebut akan berujung pada suatu kesepakatan yang jelas,? kata dia dalam keterangan kepada otoritas Bursa.
Seperti diketahui, dua perusahaan semen raksasa dunia Holcim Ltd asal Swiss dan Lafarge SA asal Prancis akan melakukan penggabungan dengan posisi yang sama. Rencana penggabungan ini sudah disetujui oleh dewan direksi dan pemegang saham utama kedua perusahaan. Proses penggabungan ini akan selesai pada semester I-2015.
Perusahaan gabungan ini nantinya akan tercatat di Bursa Saham Six Zurich dan Euronext Paris. Perusahaan Gabungan ini nantinya akan bernama LafargeHolcim, di bawah kepemimpinan Presiden Direktur Lafarge Bruno Lafont.
Berdasarkan keterangan pers Holcim (7/4), penggabungan perusahaan ini dinilai memberikan keuntungan bagi dua perusahaan. Saat ini total penjualan kedua perusahaan mencapai 32 miliar euro pada 2013. Dengan sinergi hasil penggabungan perusahaan, penjualan akan mengalami peningkatan 1,4 miiar Euro dalam tiga tahun ke depan.
Manfaat dari penggabungan perusahaan ini juga akan meningkatkan laba sebelum penyusutan dan pajak (EBITDA) sebesar 1 miliar Euro. Selain itu, dalam hal belanja modal akan terjadi optimasi sebesar 200 juta Euro dan penghematan keuangan sebesar 200 juta Euro.
Dalam hal kapasitaas, saat ini kapasitas produksi yang dimiliki oleh Holcim mencapai 206 juta ton, dan Lafarge 221 juta ton. Dengan penggabungan ini, kapsitas produksi HolcimLafarge akan mencapai 427 juta ton.