Pertama Sejak Pandemi, Sektor Manufaktur Kembali Ekspansi pada Agustus

Agustiyanti
1 September 2020, 16:37
aktivitas manufaktur, manufaktur, pandemi corona, risiko ekonomi
ANTARA FOTO/ALOYSIUS JAROT NUGROHO
Ilustrasi. Peningkatan kinerja manufaktur pada Agustus menjadi sinyal yang positif bagi prospek pemulihan ekonomi Indonesia pada semester II 2020.

Kondisi manufaktur Indonesia membaik dan mulai kembali ke level ekspansi untuk pertama kalinya sejak Februari 2020 atau saat pandemi Covid-19 mulai merebak di luar Tiongkok. Perbaikan ini ditunjukkan oleh indikator purchasing manager's index atau PMI pada Agustus yang berada di level 50,8 atau naik dibandingkan posisi Juli 46,9.

Aktivitas manufaktur dikatakan positif atau berada pada level ekspansif jika indeks berada di atas 50.

Tren positif industri manufaktur juga terjadi di berbagai negara, antara lain di Amerika Serikat di level 53,6 dan Tiongkok 53,1, dan Eropa 51,7. Namun, masih ada beberapa negara yang mengalami kontraksi pada aktivitas manufaktur dan belum kembali ke level seperti sebelum pandemi, antara lain Jepang sebesar 46,6 dan Thailand 49,7.

Sementara Malaysia dan Filipina justru kembali mencatatkan kontraksi aktivitas manufaktur pada Agustus setelah sempat pulih dan kembali ekspansif pada Juli.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menjelaskan, perbaikan aktivitas manufaktur yang terus berlanjut meningkatkan optimisme pemulihan ekonomi global. Namun, berbagai risiko masih harus diwaspadai.

"Kasus Covid-19 masih berada dalam tren peningkatan di dunia dan terdapat ancaman gelombang kedua Covid-19 yang dapat menghambat aktivitas perekonomian serta membayangi proses pemulihan ekonomi ke depan", ujar Febrio dikutip dari keterangan pers, Selasa (1/9).

Perbaikan aktivitas manufaktur Indonesia didukung oleh peningkatan produksi dan pesanan baru. Peningkatan pesanan baru didominasi oleh permintaan dalam negeri
sementara permintaan dari ekspor masih lemah di tengah situasi pandemi yang masih eskalatif.

Pelonggaran pembatasan sosial di dalam negeri juga telah meningkatkan kepercayaan bisnis ke level tertinggi sejak Mei 2019 dan mendorong adanya perbaikan aktivitas ekonomi secara berkala. Operasi bisnis juga terus meningkat di tengah upaya adaptasi kebiasaan baru dan pemberlakuan protokol kesehatan.

Sementara itu, sisi ketenagakerjaan masih tertekan di tengah upaya pengendalian ongkos perusahaan serta adanya ekses kapasitas yang masih besar.

Pada bulan  lalu, PMI Indonesia sudah mulai mencatatkan peningkatan. Namun, indeks masih berada di level negatif atau aktivitas manufaktur masih terkontraksi. 

Peningkatan kinerja manufaktur ini menjadi sinyal yang positif bagi prospek pemulihan ekonomi Indonesia pada semester II 2020. Kontribusi sektor ini mencapai 20% terhadap PDB pada kuartal kedua tahun ini. Sementara serapan tenaga kerjanya mencapai 1,5 juta orang per Februari 2020.

"Sektor manufaktur memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Dengan demikian, diharapkan tren pemulihan ini akan terus berlanjut ke
depan,"  jelas Febrio.

Febrio mengungkapkan bahwa pemerintah akan terus mendorong pemulihan ekonomi, dengan tetap memastikan terjaganya protokol kesehatan melalui penguatan berbagai dukungan kebijakan seperti Program Pemulihan Ekonomi Nasional serta memastikan implementasinya. Di saat yang sama, pemerintah dan berbagai otoritas dunia juga terus mendorong pengembangan vaksin yang akan menjadi bagian sangat penting di dalam penyelesaian pandemi Covid-19.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...