Jumlah Penumpang Pesawat Kembali Turun pada September akibat PSBB
Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penumpang udara domestik pada September sebanyak 1,89 juta orang, turun 4,6% dibanding bulan Agustus 2020 yang sebesar 2 juta orang. Padahal, jumlah penumpang pesawat sempat meningkat 36,23% pada bulan Agustus 2020 jika dibanding dengan Juli 2020 yakni 1,46 juta.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan penurunan terjadi karena jumlah hari pada September lebih singkat dibandingkan Agustus. "Ini juga karena ada libur panjang Hari Kemerdekaan pada Agustus lalu," kata Suhariyanto dalam konferensi pers, Senin (2/11).
Penurunan jumlah penumpang pesawat terjadi meski BPS mencatat tarif angkutan udara masih mengalami penurunan. Harga tiket pesawat memberikan andil deflasi pada kelompok pengeluaran transportasi sebesar 0,04% pada September.
Penurunan jumlah penumpang terjadi di semua bandara utama yang diamati, yaitu Bandara Kualanamu-Medan sebesar 16,76%, Soekarno Hatta-Banten 13%, Juanda-Surabaya 12,92%, Hasanuddin-Makassar 3,13%, dan Ngurah Rai-Denpasar 2,88%. Kendati demikian, Jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri atau internasional naik 9,32% dari 31 ribu orang pada Agustus 2020 yang sebesar menjadi 34 ribu orang pada September 2020.
Peningkatan jumlah penumpang internasional terjadi di Bandara Kualanamu-Medan sebesar 50%, Juanda-Surabaya sebesar 33,33%, dan Soekarno Hatta-Banten sebesar 12,28%. Sementara penurunan jumlah penumpang terjadi di Bandara Ngurah Rai-Denpasar 73,33%.
Di sisi lain, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia menurun 5,94% dari Agustus sebesar 163 ribu menjadi 153 ribu pada September. Angka tersebut anjlok 88,95% dari September 2019 yang sebesar 1,4 juta orang.
Mayoritas Wisman pada September berkunjung melalui pintu masuk darat mencapai 95 ribu kunjungan, disusul pintu masuk laut sebanyak 48 ribu kunjungan, dan pintu masuk udara hanya sebanyak 9.000 kunjungan. Wisman yang datang ke Indonesia paling banyak berasal dari Timor Leste yakni 76 ribu kunjungan atau 50,01%, diikuti Malaysia 54 ribu kunjungan atau 35,31%, Tiongkok enam ribu kunjungan atau 4,55%, Belanda 2.000 kunjungan atau 1,59%, dan Amerika Serikat 1.000 kunjungan atau 0,98%.
Di sisi lain, Suhariyanto menyebutkan bahwa jumlah penumpang kereta api juga tercatat menurun, terutama pada penumpang plaju atau commuter. "Ini karena sempat diterapkannya kembali pembatasan sosial berskala besar di wilayah DKI Jakarta dan jumlah hari pada bulan September yang sedikit," ujar dia.
Jumlah penumpang kereta api di Jawa dan Sumatera yang berangkat pada September 2020 tercatat sebanyak 11,4 juta orang atau turun 10,53% dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 12,7 juta orang. Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah penumpang Jabodetabek yang merupakan penumpang commuter yaitu sebanyak 9,7 juta orang atau 84,68% dari total penumpang kereta api. Penurunan jumlah penumpang terjadi di wilayah Jabodetabek dan Jawa non-Jabodetabek masing-masing turun 12,13% dan 2,88%. Sebaliknya jumlah penumpang di wilayah Sumatera mengalami peningkatan 41,05%.
Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam menutrukan bahwa penerapan PSBB jilid II memang berdampak pada jumlah penumpang pesawat hingga wisman. Namun, meski PSBB dilonggarkan dan airport tax dihapuskan, pandemi masih akan memunculkan kekhawatiran masyarakat untuk melakukan perjalanan. "Jadi kalau meningkat karena penghapusan airport tax nantinya penumpang pesawat masih akan terbatas," kata Piter kepada Katadata.co.id, Senin (2/10).