LRT Jabodebek Siap Beroperasi di 2022, Layani Penumpang di 18 Stasiun
Progres pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek hingga bulan September ini, sudah mencapai 94,36%. Pengelola pun optimis LRT bisa beroperasi pada pertengahan tahun 2022 mendatang.
VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan secara keseluruhan progress pembangunan prasarana LRT Jabodebek sudah sangat signifikan.
Saat ini KAI bersama para pihak tengah mempersiapkan segala sesuatunya terkait pengoperasian LRT tersebut, baik sarana, prasarana, fasilitas pelayanan penumpang maupun perizinan yang diperlukan.
“Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional, tentu kehadiran LRT Jabodebek sangat dinantikan untuk mendukung kegiatan bertansportasi masyarakat yang aman, nyaman dan bebas macet,” kata Joni dalam siaran pers, Rabu (15/9).
Nantinya terdapat 18 stasiun LRT Jabodebek yang akan melayani masyarakat yaitu Stasiun Dukuh Atas, Setiabudi, Rasuna Said, Kuningan, Pancoran, Cikoko, Ciliwung, Cawang, TMII, Kampung Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Halim, Jatibening Baru, Cikunir I, Cikunir II, Bekasi Barat, dan Jatimulya.
Adapun, stasiun LRT terdiri dari dua tipe yaitu tipe Interchange Station yakni Stasiun Cawang dan tipe Typical Station untuk 17 stasiun lainnya.
Perbedaan dari tipe stasiun ini adalah jumlah jalur, luas stasiun dan fasilitas tambahan yang ada di dalamnya. Interchange Station terdiri dari 3 lantai dimana lantai 1 yaitu area boarding dan komersial, lantai 2 area peron, dan lantai 3 adalah area komersial.
Sedangkan untuk tipe Typical Station terdiri dari 2 lantai, dimana lantai 1 adalah area boarding dan lantai 2 merupakan area peron.
“Stasiun Cawang merupakan Interchange Station dikarenakan merupakan stasiun persimpangan atau stasiun transit. Di mana pelanggan dari stasiun Harjamukti yang ingin menuju ke arah Stasiun Jatimulya dapat berhenti dulu di Stasiun Cawang dan berganti kereta tujuan Stasiun Jatimulya, maupun sebaliknya,” kata dia.
Untuk menunjang kenyamanan para pelanggan saat berada di stasiun, stasiun LRT Jabodebek dilengkapi dengan fasilitas akses berupa eskalator, tangga, dan lift, toilet, ruang menyusui, musala, ruang kesehatan, Passenger Information Display System (PIDS), passenger announcement, dan CCTV.
Pemerintah dan KAI juga berupaya menghadirkan stasiun LRT Jabodebek yang ramah disabilitas dengan menghadirkan lift, gate, toilet khusus disabilitas serta tactile.
Dengan hadirnya fasilitas tersebut diharapkan dapat mempermudah pelanggan disabilitas dalam melakukan mobilitas menggunakan LRT Jabodebek.
Dari sisi akses stasiun, stasiun LRT Jabodebek memiliki keunggulan karena akan terintegrasi dengan berbagai moda transportasi umum.
“Stasiun-stasiun LRT Jabodebek terletak tidak jauh dari titik moda transportasi umum lainnya. Sehingga akan memudahkan pelanggan yang akan menggunakan transportasi umum lanjutan,” katanya.
Selain itu, guna memberikan kemudahan dalam menggunakan LRT nantinya masyarakat dapat memanfaatkan Kartu Uang Elektronik (KUE) Transportasi yang sudah ada misalnya KMT, Kartu Uang Elektronik ataupun dompet digital atau e-wallet.
Dalam rangka memastikan proyek LRT Jabodebek beroperasi tepat waktu, KAI diusulkan menerima penyertaan modal negara (PMN) di tahun 2021 sebesar Rp2,7 triliun. Dana ini rencananya akan digunakan untuk pemenuhan cost overrun proyek LRT Jabodebek atas dampak kemunduran penyelesaian proyek tersebut.
“KAI terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan LRT Jabodebek beroperasi dalam waktu yang ditentukan. Kami harap ini akan menjadi moda transportasi andalan masyarakat yang akan bepergian dari dan menuju Ibu Kota,” ujar dia.
Adapun rincian progres pembangunan LRT hingga September adalah Lintas Pelayanan I Cawang- Harjamukti sebesar 98,98%, Lintas Pelayanan II Cawang - Dukuh Atas sebesar 90,7%, dan Lintas Pelayanan III Cawang - Jatimulya sebesar 91,8%. Selanjutnya progres akses stasiun sebesar 42,71%, konstruksi depo sebesar 51,39%, sarana sebesar 64,70%, dan integrasi sebesar 35,49%.