Empat Mal Baru Bakal Dibuka di Jakarta Tahun Ini
Konsultan Real Estate Knight Frank mencatat terdapat 105 ribu meter persegi pasokan properti ritel baru di Jakarta pada 2022. Empat properti berupa mal atau pusat perbelanjaan akan rampung tahun ini dengan lokasi sebagian besar di Jakarta Pusat.
Empat mal tersebut yakni Thamrin Nine Mixed Used di Thamrin, Holland Village Mall di Cempaka Putih, MTC Tanah Abang di Tanah Abang, dan Sarinah Redevelopment di Thamrin. Proyek dengan wilayah terluas adalah Holland Village Mall yang mencapai 56 ribu meter persegi, sedangkan satu-satunya tipe strata di antara properti itu adalah MTC Tanah Abang.
Senior Research Advisor Knight Frank Syarifah Syaukat mengatakan sebagian besar properti terletak di Jakarta Pusat karena memiliki tingkat okupansi yang baik. "Kami melihat distribusi pembangunan di Jakarta Pusat yang dominan karena ritel berada pada spot mixed used dengan fungsi-fungsi komersial yang lain," kata Syarifah dalam konferensi pers virtual, Kamis (10/3).
Syarifah mendata saat ini mayoritas properti untuk peritel berada di Jakarta Selatan atau mencapai 44% dan di Jakarta Utara mencapai 23%. Total pasokan properti ritel di Jakarta mencapai 4,86 juta meter persegi dengan tingkat okupansi mencapai 77,75%. Artinya, masih ada 1,07 juta meter persegi properti ritel yang masih kosong.
Pasokan properti ritel masih akan terus bertambah hingga 2024. Luas properti ritel pada 2022-2024 mencapai 280 ribu meter persegi dengan Menara Jakarta Shopping Mall memiliki bidang terluas mencapai 100 ribu meter persegi.
Syarifah menilai performa properti ritel pada 2021 tidak lebih baik dibandingkan capaian 2020. Menurutnya, properti ritel pada tahun ini masih akan menghadapi beberapa tantangan, seperti pembatasan jam operasi dan pengunjung bila kasus Covid-19 meningkat, kenaikan harga pangan akibat konflik Rusia-Ukraina, dan melemahnya daya beli masyarakat.
Namun demikian, Syarifah optimistis performa properti ritel pada 2022 akan membaik. Pendorong utamanya perbaikan kondisi ekonomi dan membaiknya pandemi pada akhir 2021.
"(Selain itu, properti) ritel dikenal dengan sektor yang memiliki karakter short-term bounce atau pulih lebih cepat (dari krisis)," kata Syarifah.
Knight Frank Asia Pacific meramalkan properti ritel akan mendapatkan variasi investasi pada tahun ini. Salah satu pendukungnya adalah lonjakan ekonomi internet yang mencapai US$ 300 miliar pada 2020-2025.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, provinsi yang paling banyak memiliki mal atau pusat perbelanjaan yakni Jawa Barat yang diikuti DKI Jakarta dan Jawa Timur. Berikut grafik Databoks: